Jakarta (ANTARA News) - Sejurus kecelakaan mematikan T-50E Golden Eagle nomor registrasi TT-5007 dari Skuadron Udara 15 TNI AU, di Yogyakarta, Minggu pagi, untuk sementara waktu kelanjutan operasionalisasi pesawat latih lanjut militer itu masih menunggu kebijakan pimpinan TNI AU. 




“Tim penyelidik kami telah berada di sana. Evakuasi kedua jenazah pilot kami telah dilakukan, reruntuhan pesawat terbang militer itu juga tengah berjalan. Kami masih menunggu kebijakan pimpinan soal ini,” kata Kepala Dinas Penerangan TNI AU, Marsekal Pertama TNI Dwi Badarmanto, di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Minggu. 




Sejatinya, Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Agus Supriatna, yang langsung memberikan keterangan itu namun digantikan Badarmanto. “Bapak Kepala staf TNI AU akan langsung berangkat ke lokasi kejadian,” kata dia. 




TNI AU memiliki instansi khusus untuk menyelidiki hal-hal ini, yaitu Dinas Keselamatan Terbang dan Kerja yang dipimpin seorang marsekal pertama. Secara tugas dan fungsi, dia persis dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi. 




T-50E Golden Eagle dibeli Indonesia pada 2013 dan kini semuanya telah hadir di Tanah Air.




Saat itu, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono langsung memimpin upacara penyambutan kehadirannya di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma.




T-50E Golden Eagle hasil kerja bareng Korean Aerospace Industry dengan Lockheed Martin, Amerika Serikat.




Dari sisi spesifikasi, pesawat itu head to head dengan Yakovlev Yak-130 Mittten buatan Rusia dan L-59 Dolphin buatan Republik Ceko, yang juga sempat diintip TNI AU.

Pewarta: Ade P Marboen
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2015