London (ANTARA News) - Obat herbal Indonesia berpeluang besar di pasar Pakistan terliat dengan banyaknya respon positif dari konsumen pada pameran Indonesia Products Solo Exhibition (IPSE) di Karachi.

Partisipasi perusahaan obat herbal ternama Indonesia, PT Deltomed Laboratories mendapat sambutan dari konsumen khususnya kalangan importir yang menjadi target audiens pameran, demikian Sekretaris Tiga pelaksana fungsi ekonomi KJRI Karachi, Oktorian Saleh Hakim kepada Antara London, Selasa.

Dikatakannya para pengunjung pameran IPSE dengan antusias mempelajari produk herbal khususnya permen maupun obat batuk yang dipamerkan. KJRI mencermati peluang produk herbal Indonesia karena indikasi peningkatan impor Pakistan akan produk yang tergolong kedalam kode HS 3004 (medicament NES) terus meningkat.

Dalam kurun waktu lima tahun terakhir Pakistan mengimpor sejumlah produk medicament NES senilai 1.13 milyar dolar AS dengan rincian 214.7 juta dolar AS di tahun 2010 meningkat menjadi 251.1 juta dolar AS di tahun 2014. Data tersebut menunjukkan tren peningkatan dan merupakan indikasi positif atas awareness konsumen Pakistan terhadap produk obat herbal.

Konjen RI Karachi, Hadi Santoso mengatakan Indonesia mempunyai berpeluang untuk mengambil peran lebih sebagai produsen obat herbal bagi konsumen Pakistan. Hal ini terlihat dari teknologi produsen obat herbal Indonesia yang masih minimnya dibandingkan ekspor produk serupa dari negara ASEAN, ujarnya Santoso.

Jumlah ekspor produk medicament NES dari negara-negara ASEAN ke Pakistan dalam kurun waktu 2010-2014 mencapai 73,9 juta dolar AS sedangkan ekspor Indonesia akan produk tersebut di periode yang sama baru mencapai 300 ribu dolar AS.

KJRI sangat mengapresiasi partisipasi PT Deltomed Laboratories yang memutuskan untuk datang dan menggali lebih dalam potensi market yang ada di Pakistan khususnya Karachi. Kolaborasi antara produsen nasional dan KJRI akan memperlancar berbagai upaya promosi memperkenalkan produk ekspor potensial Indonesia di Karachi, demikian Oktorian Saleh Hakim.

Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015