... Laut dan udara antarbangsa milik setiap orang dan tidak ada satu negara pun berkuasa... kami akan terus terbang, berlayar, dan bergerak kapan pun dan di mana pun hukum antarbangsa berlaku. Laut China Selatan tidak --dan tidak akan-- menjadi peng
Beijing (ANTARA News) - Militer Amerika Serikat terus bergerak di mana pun hukum antarbangsa berlaku, termasuk di Laut Tiongkok Selatan, kata Panglima Armada Pasifik Angkatan Laut Amerika Serikat, Laksamana Harry Harris, di Beijing, Selasa.

Pernyataan itu muncul sepekan setelah Amerika Serikat membuat berang China setelah mengerahkan USS Lassen berlayar di pulau buatan di Kepulauan Spratly, di perairan sengketa itu.

"Laut dan udara antarbangsa milik setiap orang dan tidak ada satu negara pun berkuasa," kata Harris dalam sambutannya, di Pusat Stanford, Universitas Peking.

"Militer kami akan terus terbang, berlayar, dan bergerak kapan pun dan di mana pun hukum antarbangsa berlaku. Laut China Selatan tidak --dan tidak akan-- menjadi pengecualian," katanya tegas.

Pernyataan umum Harris di ibu kota China itu menjadi sasaran Amerika Serikat untuk menyelesaikan masalah jalur penting perairan strategis itu, di mana Beijing membangun batu dan karang di pulau buatan dengan menggunakan sarana militer.

Beijing mengklaim kedaulatan di sebagian besar perairan pada basis yang terpisahkan sebagaimana terlihat pada peta pertama China era 1940-an.

Harris menjelaskan bahwa klaim itu bias dan didasarkan pada yang disebut garis putus-putus sembilan titik.

Washington berulang kali mengatakan tidak tidak mengakui klaim China pada wilayah perairan di sekitar pulau-pulau buatan.

USS Lassen/DDG-82, destroyer berpeluru kendali kelas Arleigh Burke, berlayar di sekitar 12 mil laut dari gugusan daratan buatan yang disengketakan di Kepulauan Spratly minggu lalu.

Harris mempertegas komentarnya dengan pernyataan damai, memuji hubungan Amerika Serikat-China dan menunjukkan kapal China dan Amerika Serikat saling mendatangi pelabuhan di masing-masing kedua negara besar tersebut.

"Beberapa pakar memprediksi akan datangnya perselisihan antarnegara kami. Saya tidak menganggap sebagai pandangan pesimistis," kata Harris sebagaimana salinan pidatonya.

"Sementara kami pasti tidak setuju pada beberapa topik --sebagian besar publik menjadikan klaim China di Laut China Selatan dan aktivitas kami di sana-- terdapat beberapa wilayah di mana kami memiliki kesamaan," katanya.

Operasi Amerika Serikat itu berbeda dari masalah kedaulatan menyangkut kepulauan itu.

Beijing secara agresif dan terang-terangan mengklaim sepihak hampir semua wilayah Laut China Selatan, bahkan perairan di dekat pantai-pantai banyak negara di kawasan itu. 

Brunei, Malaysia, Filipina dan Vietnam, serta Taiwan, juga mengklaim secara sendiri-sendiri sebagian wilayah di Laut China Selatan itu.

Beijing mengkritik keras aksi USS Lassen yang melintas di dekat kepulauan buatan di kawasan sengketa Laut China Selatan, Selasa, dan mengatakan bahwa langkah itu ancaman terhadap kedaulatan China.

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2015