Surabaya (ANTARA News) - Tim relawan Universitas Airlangga (Unair)-RSU dr Soetomo Surabaya mengirimkan dokter mata ke kawasan bencana Gunung Kelud setelah sebelumnya juga telah mengirimkan dua dokter spesialis mata pada pemberangkatan tim relawan tahap pertama (17/2).

"Tim relawan tahap kedua terdiri dari 11 dokter PPDS (Program Pendidikan Dokter Spesialis), dua apoteker, enam psikolog, perwakilan dari IKA FEB Unair, RS Unair, RSU dr Soetomo, Dharmawanita Unair dan Darmawanita IDI Surabaya," kata koordinator tim dr. Prananda Surya Airlangga M.Kes Sp.An.KIC. di Surabaya, Selasa.

Di sela-sela pemberangkatan tim relawan tahap kedua oleh Rektor Unair Prof H Fasich Apt, ia menjelaskan tim relawan tahap pertama meliputi 10 dokter, termasuk dokter spesialis mata dan dokter umum, serta dua orang perawat dan dua apoteker.

"Praktis, hingga saat ini telah ada tim medis, Mahagana (Mahasiswa Tanggap Bencana) Unair, serta relawan lainnya yang turun tangan langsung ke lokasi bencana. Tim medis yang dikirim kali ini bersifat replacement dari tim relawan medis sebelumnya untuk tiga hari mendatang," katanya.

Pos relawan Unair berada pada dua titik di Kediri, yaitu di Pare dan Kepung. Pemilihan lokasi itu sesuai rekomendasi dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri yakni dua lokasi itu merupakan lokasi yang masih belum banyak tersentuh bantuan.

"Sebelumnya, tim relawan juga berada pada dua lokasi yaitu Pujon dan Wates, sehingga total ada empat lokasi tim relawan medis dari Unair-RSU dr Soetomo, tapi tim relawan juga membawa bantuan logistik, seperti obat-obatan, pakaian, pembalut wanita, sarung, tikar, serta makanan dan minuman," katanya.

Ia menambahkan pengiriman tenaga medis ke lokasi pengungsian disesuaikan dengan penyakit atau keluhan di lapangan. "Saat ini, keluhan pengungsi masih seputar ISPA, Iritasi Mata, hipertensi dan gatal-gatal," katanya.

Dalam waktu yang sama, Rektor Unair Surabaya Prof Dr H Fasich Apt menerima 612 mahasiswa baru pascasarjana untuk program penerimaan semester gasal tahun 2014 yakni 22 mahasiswa program Doktor (Strata-3/S-3), 397 mahasiswa program Strata-2 (S-2), 166 mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS), dan 27 mahasiwa program Profesi.

"Saya mengingatkan kewajiban lulusan S1, S2 dan S3 dalam mempublikasikan karya ilmiahnya sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Dirjen Dikti tanggal 27 Januari 2012 yang efektif berlaku sejak Agustus 2012," katanya.

Aturan dimaksud yakni lulusan S1 wajib mempublikasikan karya ilmiah di jurnal ilmiah, lulusan S2 wajib mempublikasikan karya ilmiah di jurnal ilmiah terakreditasi nasional, dan lulusan S3 harus mempublikasikan karya ilmiahnya di jurnal internasional.

(E011/I007)

Pewarta: Edy M Ya'kub
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2014