Petugas sudah meninggalkan pos saat letusan ke-3 pada Kamis pukul 22.30 WIB."
Kediri (ANTARA News) - Petugas Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meninggalkan Pos Pengamatan Gunung Api Kelud di Desa Sugihwaras, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, menyusul erupsi Gunung Kelud.

"Petugas sudah meninggalkan pos saat letusan ke-3 pada Kamis pukul 22.30 WIB," kata Pelaksana Tugas Kepala Bagian Hubungan Masyarakat Pemkab Kediri Edhi Purwanto, Jumat dini hari.

Saat ini, hujan kerikil mengguyur sejumlah daerah, seperti Kediri, Blitar, dan daerah lainnya. Ukuran batu kerikil itu bahkan ada yang sampai sebesar ibu jari. Selain itu, bau belerang juga menyengat sampai ke wilayah Kota Kediri.

Kondisi juga terlihat sangat mencekam. Berkali-kali suara petir datang silih berganti, bergemuruh, mengiringi letusan gunung Kelud (1.730 meter di atas permukaan laut) tersebut.

Warga juga mengungsi ke lokasi yang lebih aman, termasuk petugas dari pos pantau. Jarak antara lokasi pos pantau dengan Gunung Kelud relatif dekat, tidak sampai 10 kilometer.

Di Kabupaten Kediri, ada sekitar 66 ribu jiwa yang harus dievakuasi jika terjadi erupsi pada Gunung Kelud. Mereka adalah warga di empat kecamatan yang terdampak langsung bencana letusan, yaitu dari Kecamatan Ngancar, Kepung, Plosoklaten, dan Puncu.

Sementara itu, semburan lava pijar juga terlihat jelas dari Desa Kaweron, Kecamatan Talun, Kabupaten Blitar, Jawa Timur, pada radius 15-20 kilometer dari puncak gunung itu.

Semburan lava pijar terlihat cukup tinggi itu sesekali hilang digantikan kepulan awan hitam, dengan tebaran bau belerang yang sudah merambah berbagai wilayah hingga radius 15-20 kilometer.

Gunung Kelud mengalami erupsi, setelah sebelumnya terjadi gempa tremor sampai enam jam. Gunung itu dinyatakan erupsi pada pukul 22.56 WIB, setelah statusnya naik dari semula waspada menjadi awas.

Perubahan status Gunung Kelud relatif sangat cepat, dari sebelumnya aktif normal berubah menjadi waspada pada Minggu (2/2), dan berubah lagi menjadi siaga pada Senin (10/2) pukul 16.00 WIB, dan saat ini, Kamis (13/) pukul 21.15 WIB berubah statusnya menjadi awas.

Gunung itu pernah meletus sampai 25 kali, rentang 1000 tahun sampai tahun 2007, dengan puluhan ribu korban jiwa, maupun materiil. Gunung tersebut meletus terakhir pada 2007, tapi secara "efusif" atau tertahan. (FQH/Z002)

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014