artefak yang diduga candi itu ditemukan Saroji di tengah rimbunnya pohon dan rerumputan Bukit Pangonan.
Banjarnegara (ANTARA News) - Sebuah artefak yang diduga bangunan candi ditemukan di punggung Bukit Pangonan, Dataran Tinggi Dieng, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, yang berada pada ketinggian 2.500 meter di atas permukaan laut (mdpl).

"Bangunan diduga candi tersebut ditemukan oleh staf kami, Pak Saroji bersama rekan dari Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) Dieng Pandawa, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, secara tidak sengaja saat mencari lokasi untuk melihat `sunset` (matahari terbenam, red.) di Bukit Pangonan pada Minggu sore," kata Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas Pariwisata Dieng, Ibnu Hasan, saat dihubungi Antara, di Banjarnegara, Rabu.

Menurut dia, artefak yang diduga candi itu ditemukan Saroji di tengah rimbunnya pohon dan rerumputan Bukit Pangonan. Oleh karena itu, pihaknya segera melakukan pengecekan ke lokasi setelah mendapat laporan dari Saroji.

"Perjalanan menuju lokasi yang berada di sebelah barat kompleks Candi Arjuna itu harus dilakukan dengan jalan kaki selama satu jam. Kondisi jalan tidak memungkinkan untuk dilalui kendaraan bermotor," kata dia menjelaskan.

Ia mengatakan bahwa artefak yang menyerupai bangunan candi tersebut memiliki ukuran lebih kecil dibanding candi-candi yang telah ditemukan di Dataran Tinggi Dieng.

"Kemarin, arkeolog dari Balai Budaya Cagar Budaya Jawa Tengah, Winda Artista Harimurti, telah datang ke lokasi untuk melakukan survei. Berdasarkan hasil pengecekan sementara, arkeolog tersebut menduga bangunan yang menyerupai candi-candi Dieng itu telah mengalami perubahan letak akibat campur tangan manusia," katanya.

Menurut dia, dugaan adanya campur tangan manusia terlihat dari struktur bangunan candi yang tidak simetris dan ada bagian dinding yang terbalik dalam pemasangannya. Selain itu, letak bangunan candi berada di pinggiran bukit, sehingga berbeda dari umumnya candi yang berada di tengah atau puncak bukit.

Kendati demikian, Ibnu mengatakan bahwa arkeolog dari BBCB Jateng belum bisa memastikan candi tersebut apakah merupakan bangunan lepas atau menjadi bagian dari sebuah situs maupun dibuat pada masa kerajaan apa, sehingga masih harus dilakukan observasi lebih lanjut.

"Di sekitar lokasi juga banyak ditemukan batu-batuan candi yang berserakan. Rencananya arkeolog dari BBCB Jateng akan kembali meneliti candi itu," katanya.

Pewarta: Sumarwoto
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2013