Tidak melakukan kesalahan, kok, disuruh minta maaf.
Solo (ANTARA) - Majelis Wali Amanat (MWA) Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, Jawa Tengah, menanggapi aksi demonstrasi terkait dengan somasi oleh MWA kepada Dekan Fakultas Keolahragaan (FKOR) Sapta Kunta Purnama.

"Demo itu bagus karena merupakan hak siapa pun dan dijamin oleh undang-undang. Akan tetapi, yang membuat saya tidak habis mengerti demo ini tidak berurusan dengan kemahasiswaan dan tidak berurusan dengan perguruan tinggi," kata kuasa hukum dari MWA Muhammad Taufiq di Solo, Jumat.

Somasi itu, lanjut dia, hanya ditujukan kepada Dekan FKOR atas ucapan di grup WhatsApp terkait dengan Pemilihan Rektor UNS yang sudah terselenggara beberapa waktu lalu.

"Ini 'kan sangat personal sekali dan yang sekarang terjadi ini malah jadi melebar ke mana-mana, bagaimana mahasiswa bisa diorganisir [diorganisasi, red.] seperti ini," katanya.

Di dalam somasi tersebut, pihak MWA meminta Dekan FKOR untuk meminta maaf atas apa yang disampaikan di grup WA tersebut. Sapta dianggap mencemarkan nama baik MWA terkait dengan Pemilihan Rektor UNS.

"Somasi diberikan karena yang bersangkutan memberikan komentar di grup dengan kesengajaan seperti 'itu perlu diusut hal-hal yang memburukkan UNS'. Oleh karena itu, kami minta agar yang bersangkutan meminta maaf atas apa yang disampaikan di grup tersebut," katanya.

Sebelumnya, ratusan mahasiswa FKOR UNS menggelar aksi unjuk rasa terkait dengan somasi tersebut. Salah satu perwakilan mahasiswa Rohadi Setyo Wibowo mengatakan bahwa aksi tersebut menuntut agar ada penjelasan terkait dengan somasi.

"Somasi yang dilakukan MWA UNS kepada dekan kami, duduk permasalahannya tidak jelas. Apa yang membuat dekan kami disomasi?" katanya.

Menurut dia, Sapta sudah menerima surat somasi sebanyak dua kali. Dia mengatakan bahwa tidak ada yang salah dari sikap yang dilakukan oleh Sapta.

"Kami merasa terganggu, terusik, seharusnya kami fokus menyiapkan kejuaraan. Namun, karena adanya somasi, kami merasa terganggu. Tidak melakukan kesalahan, kok, disuruh minta maaf," katanya.

Oleh karena itu, para mahasiswa meminta agar somasi tersebut dicabut dan pihak MWA dengan menyampaikan apa kesalahan yang dilakukan oleh Sapta.

"Salahnya di mana? Wakil ketua juga harus klarifikasi dan minta maaf di media karena justru yang mencemarkan nama baik adalah MWA," katanya.

Sementara itu, somasi dilakukan sebagai buntut dugaan kecurangan dalam Pemilihan Rektor UNS.

Baca juga: Pemilihan Rektor UNS dinilai janggal
Baca juga: Sajidan peroleh suara terbanyak pada pemilihan calon Rektor UNS

Pewarta: Aris Wasita
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2023