"Setelah kegiatan ekonomi dan aktivitas masyarakat diaktifkan diharapkan tidak akan ada lagi peristiwa Sipadan dan Ligitan," kata Menhub.
Jakarta (ANTARA News) - Departemen Perhubungan pada 2006 menargetkan membangun 46 menara suar di pulau-pulau terpencil di seluruh tanah air untuk lebih meningkatkan aktivitas ekonomi di kawasan tersebut serta sebagai simbol kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Menteri Perhubungan, Hatta Rajasa di Jakarta, Kamis menyatakan pembangunan menara suar tersebut diutamakan untuk pulau-pulau terluar yang terletak di kawasan perbatasan dan memiliki potensi besar menimbulkan konflik dengan negara lain. "Pada tahun ini kita programkan pembangunan 46 menara suar tersebut dapat diselesaikan dan pemerintah telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp150 miliar," katanya usai Rakor Terbatas Menko Polhukam yang membahas Pulau-Pulau Kecil di Perbatasan. Rakor yang dipimpin Menko Polhukam Widodo AS tersebut dihadiri 11 Menteri Kabinet Indonesia Bersatu diantaranya, Menteri Kelautan dan Perikanan Freddy Numberi, Menteri Perhubungan Hatta Rajasa, Menteri Dalam Negeri M Ma`ruf, Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin dan Kepala Staf TNI AL Laksamana Slamet Soebijanto. Menurut Menhub, ke 46 menara suar yang akan dibangun tersebut di antaranya 12 buah di kawasan yang berbatasan dengan Malaysia, 15 buah di wilayah perbatasan dengan Australia, di daerah perbatasan dengan Filipina 5 buah dan Timor Leste 2 buah. Selain membangun menara suar, tambahnya, di kawasan tersebut juga akan ditempatkan penjaga menara serta kawasan pemukiman dikembangkan sehingga pulau tersebut nantinya memiliki penghuni. Hatta menyatakan, Dephub juga akan meningkatkan frekuensi pelayaran kapal-kapal penumpang ke pulau-pulau terpencil di kawasan perbatasan tersebut sehingga dapat mendorong peningkatan kegiatan ekonomi di wilayah tersebut. "Dengan peningkatan frekuensi pelayaran kapal-kapal penumpang tersebut diharapkan mampu membuka keterisolasian pulau-pulau di kawasan perbatasan," katanya. Guna meningkatkan frekuensi pelayaran tersebut, tambahnya, pemerintah juga akan mengembangkan pelabuhan-pelabuhan besar sehingga nantinya bisa digunakan untuk pendaratan kapal-kapal penumpang, termasuk kapal barang. Dikatakannya, sebenarnya saat ini di sejumlah pulau kecil yang berbatasan dengan negara tetangga sudah ada kapal-kapal penumpang dari PT Pelni yang masuk, seperti di pulau Miangas yang berbatasan dengan Filipina 23 hari sekali. "Setelah kegiatan ekonomi dan aktivitas masyarakat diaktifkan diharapkan tidak akan ada lagi peristiwa Sipadan dan Ligitan," katanya. Menurut Peraturan Presiden no 78/2005 tentang Pengelolaan Pulau-Pulau Kecil saat ini terdapat 92 pulau kecil terluar yang tersebar di tanah air yang berbatasan dengan negara lain. Pulau-pulau tersebut yakni 22 pulau berbatasan dengan Malaysia, 23 pulau berbatasan dengan Austraia, 11 pulau dengan Filipina, 12 pulau dengan India, 10 pulau dengan Timor-Timur, 7 pulau berbatasan dengan Palao, 4 pulau dengan Vietnam dan 2 pulau berbatasan dengan Vietnam.(*)

Editor: Heru Purwanto
Copyright © ANTARA 2006