anak disabilitas rungu dan wicara benar-benar diberikan perlindungan
Jakarta (ANTARA) - Menteri Sosial Tri Rismaharini memberikan motivasi pada penyandang disabilitas tuna rungu korban kekerasan seksual berinisial S di Kabupaten Sanggau, Provinsi Kalimantan Barat.

S kini sudah bisa mendengar berkat pemasangan Alat Bantu Dengar (ABD), dan tengah menjalani terapi wicara agar dia setidaknya bisa mengucapkan kata "tolong."

"Kalau tidak bisa mendengar bagaimana bisa bicara? Setelah bisa mendengar dengan ABD maka bisa dilakukan terapi wicara, setidaknya dia bisa bilang "tolong" supaya dia ada pertahanan diri," kata Risma dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Kamis.

Risma datang menemui S untuk menghibur dan menyemangati korban. Sambil bercerita, dia memotivasi korban untuk tidak berhenti meraih cita-cita.

"Kamu harus kuat ya sayang. Kamu harus bisa melanjutkan hidup mu ya," kata Risma saat menemui korban yang didampingi orang tuanya.

Risma mengaku sedih dengan kejadian yang menimpa S. Sebab hal tersebut juga banyak ditemuinya saat masih menjadi Wali Kota Surabaya.

Baca juga: Risma jenguk anak penyandang disabilitas korban kekerasan di Sukabumi

Baca juga: Mensos Risma pastikan berpihak pada penyandang disabilitas


"Saya minta supaya penyandang disabilitas, terutama anak disabilitas rungu dan wicara benar-benar diberikan perlindungan," kata Risma.

Kepada pejabat Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkompimda) yang mendampingi, Risma menekankan, perlindungan bisa dari lingkungan, namun juga tak kalah penting dari si anak. Dengan ABD, selain untuk membantu kemampuan mendengar, juga menjadi awal dimulainya terapi wicara.

Sesuai arahan Risma, Balai Melati juga melakukan penyerahan dan pemasangan ABD di Dinsos Kab Sintang kepada empat penerima manfaat di Kabupaten Sintang, dan tiga orang di Kabupaten Sanggau.

"Ada kejadian anak saya di NTT pelakunya lepas, karena korban tidak bisa mengkomunikasikan bahaya yang dihadapi, dan korban juga tidak bisa bersaksi di kepolisian. Akhirnya pelakunya bebas," kata dia.

Kepada Kapolres Sanggau, Risma mengapresiasi upaya maksimal yang telah dilakukan, dan mendorong agar penegak hukum dapat menemukan bukti yang meyakinkan untuk menjerat pelaku dengan sanksi setimpal dan memberikan efek jera kepada pelaku lain.

Pada kesempatan tersebut, Risma menyerahkan bantuan Atensi kepada korban dan keluarganya berupa susu, vitamin, bantuan sembako, telor, masker, beras dan uang tunai.

Bantuan ABD kepada S merupakan instruksi Risma saat mengunjungi korban di Kecamatan Sungai Sengkuang, Kabupaten Sanggau Selasa (7/12). Tim Balai Melati membawa korban melakukan pengecekan gendang telinga di Pontianak.

Hasilnya, telinga kanan rusak sedangkan telinga kiri masih dapat menggunakan ABD. Selanjutnya Balai Baturaden akan terus memonitor dan melanjutkan dengan terapi wicara.

Kementerian Sosial telah hadir dalam kasus ini melalui Satuan Bhakti Pekerja Sosial (Sakti Peksos). Melalui Balai Satria Baturaden, Sakti Peksos melakukan pendampingan terhadap korban. Khususnya dalam penanganan trauma dan pendampingan dalam proses pemberian keterangan di kepolisian.

S mengalami kejadian naas pada tanggal 28 November 2021. Pelaku datang ke rumah korban di Dusun Noyan, Desa Noyan, Kecamatan Noyan, Kabupaten Sanggau, untuk minta ibu korban memijat.

Pelaku melancarkan perbuatan keji saat ibu korban pergi meninggalkan rumah membeli minuman dingin sesuai permintaan pelaku.

Proses penyidikan ditangani Polres Sanggau. Pada saat pemeriksaan, penyidik dibantu oleh ahli bahasa isyarat.

Baca juga: Risma motivasi penyandang disabilitas agar tidak pernah menyerah

Baca juga: Kemensos dan Stafsus Presiden siapkan modul untuk tuna rungu

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2021