Kita harapkan masyarakat dapat lebih familiar dengan transaksi digital karena banyak manfaat yang dapat digunakan oleh masyarakat di aplikasi Mobile Banking, mulai dari tagihan air, tagihan listrik, transfer dana dan sebagainya
Kendari (ANTARA) - PT Bank Negara Indonesia (BNI) Cabang Kendari, Sulawesi Tenggara, mengajak seluruh masyarakat di daerah itu agar lebih familiar memanfaatkan teknologi digital saat melakukan transaksi pembayaran.

Pimpinan BNI Cabang Kendari Andi Muhammad Yusuf di Kendari, Ahad, mengatakan pemanfaatan teknologi digital sangat penting dilakukan karena masyarakat dapat mendapatkan manfaat antara lain mengurangi biaya dan dapat dilakukan di mana saja.

"Kita harapkan masyarakat dapat lebih familiar dengan transaksi digital karena banyak manfaat yang dapat digunakan oleh masyarakat di aplikasi Mobile Banking, mulai dari tagihan air, tagihan listrik, transfer dana dan sebagainya," katanya.

Ia mengajak masyarakat harus sudah mulai mengubah kebiasaan dari tradisional ke transaksi on Al digital di mana ketika melakukan transaksi pembayaran dilakukan secara digital.

Selain itu, menurut dia, di masa pandemi saat ini, penggunaan fasilitas teknologi digital ketika bertransaksi sangat tepat digunakan karena dapat mencegah adanya tatap muka sehingga dapat memutus penyebaran COVID-19.

Masyarakat dapat menggunakan beberapa fasilitas dalam melakukan pembayaran tagihan air lewat E-Cannel BNI seperti, BNI Internet Banking, BNI SMS Banking, BNI Mobile Banking, ataupun melalui Agen46.

Sebelumnya, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Sulawesi Tenggara Bimo Epyanto mengatakan penggunaan digitalisasi merupakan langkah yang tepat terutama saat ini di tengah pandemi COVID-19.

"Jadi sekarang ini salah satu upaya yang dilakukan ataupun media yang bisa dilakukan di tengah pandemi COVID-19 ini adalah adopsi teknologi digital, untuk mencegah tatap muka," ujar Bimo.

Adopsi teknologi digital juga dapat mencegah peredaran uang palsu.

BI Sulawesi Tenggara mencatat pada dari tahun ke tahun temuan uang palsu semakin menurun.

Pada 2016 BI Sultra menemukan uang palsu sebanyak 2.276 lembar, 2017 sebanyak 1.229 lembar, 2018 sebanyak 541 lembar, 2019 sebanyak 138 lembar dan tahun 2020 menjadi 104 lembar.

Menurut dia, penurunan ini disebabkan oleh semakin tingginya kesadaran masyarakat dalam melakukan transaksi keuangan secara digital.

"Peredaran uang palsu ini dapat ditekan karena kesadaran masyarakat untuk menggunakan transaksi secara digital," katanya.

Baca juga: Perkuat "mobile banking" mahasiswa, BNI jadikan IPB digital partner

Baca juga: BNI catat peningkatan transaksi 50 persen gunakan "mobile banking"

Baca juga: BNI lakukan pemetaan ulang jaringan kantor untuk layanan digital

 

Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Ahmad Buchori
Copyright © ANTARA 2021