Jakarta (ANTARA) - Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Ratna Susianawati mengatakan HUT Ke-76 RI merupakan momentum untuk merefleksikan perjuangan perempuan dari masa ke masa.

"Potret kemajuan perempuan dari masa ke masa. Ini momentum yang sangat baik sebagai pondasi peringatan ke-76 tahun Indonesia merdeka. Kita tidak bisa meninggalkan sejarah. Ini jadi basic, bahwa perempuan keberadaannya tidak hanya diukur dari saat ini, tetapi coba kita refleksikan di masa-masa pergerakan nasional," kata Ratna Susianawati, dalam webinar bertajuk "Perempuan Memaknai Kemerdekaan dalam Rangka Mengisi Pembangunan" yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis.

Lahirnya tokoh-tokoh perempuan pahlawan, seperti Cut Nyak Dhien, Cut Meutia, Martha Tiahahu, menurut dia, menjadi bagian dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia yang kemudian diapresiasi dalam peringatan Hari Ibu setiap 22 Desember.

"Hari Ibu di Indonesia konteksnya berbeda dengan Mother Day di negara-negara lain karena Hari Ibu di Indonesia berarti perempuan menjadi bagian dalam proses perjuangan merebut kemerdekaan," tuturnya.

Di masa kini, katanya, perempuan Indonesia berpeluang menunjukkan karya-karyanya sebagai SDM unggul, memiliki daya saing, kreatif dan inovatif.

Menurut dia, perempuan-perempuan Indonesia yang berdaya saing dan unggul akan menjadi modal bagi Indonesia untuk mencapai sustainable development goals (SDG's) pada 2030.

"Kita juga akan menjadi bagian dari negara-negara yang memastikan bahwa target SDG's bisa dilakukan dengan prinsip no one left behind, tidak boleh ada satu kelompok pun yang tertinggal dalam pembangunan," katanya.

Selain itu, menurut Ratna, pemerintah juga menargetkan Indonesia Emas pada 2045 yang sasarannya adalah kualitas SDM yang mumpuni dan mampu bersaing dengan negara lain.

"Apalagi sekarang era digitalisasi, Indonesia 4.0 ini menjadi tantangan tersendiri untuk memacu langkah-langkah pemerintah dalam menciptakan perempuan bisa terlibat dalam proses pembangunan," kata Ratna.

Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2021