Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bekerja sama dengan Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan pelatihan untuk mengajak masyarakat menggalakkan budidaya perikanan, sebagai upaya untuk menekan peredaran narkoba.

Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BRSDM KP), Sjarief Widjaja dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat mengatakan, dalam mendukung kegiatan kelautan dan perikanan, KKP mendorong peningkatan sumber daya manusia di Provinsi Aceh.

Berdasarkan rilis tersebut, dalam hasil survei pada tahun 2019, Provinsi Aceh menempati ranking paling rawan keenam se Indonesia. Fakta kerawanan narkoba di Provinsi Aceh, berimbas ke Kab. Aceh Besar, Kab. Gayo Lues, dan Kab. Bireuen.

Dalam rangka penguatan Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan Peredaran Gelap Narkotika (P4GN), BNN melaksanakan program Grand Design Alternative Development (GDAD) untuk percepatan pembangunan tiga kabupaten serta mengurangi permintaan dan pasokan narkoba.

"Berbicara tentang tiga kabupaten ini merupakan daerah yang memiliki potensi kelautan dan perikanan yang sangat baik. Peningkatan sumber daya manusia dalam mengelola dan memanfaatkan pengolahan perikanan merupakan langkah strategis yang harus ditempuh agar manfaatnya dapat dirasakan masyarakat," ujar Sjarief.

Untuk itu, KKP dengan BNN mengadakan kegiatan Pelatihan Budidaya Ikan Lele dengan Sistem Bioflok serta Pelatihan Diversifikasi Olahan Hasil Perikanan Berbasis Surimi dengan Bread Crumbs di Medan pada akhir Juni 2021.

Difasilitasi Balai Pelatihan dan Penyuluhan Perikanan (BP3) Medan, kegiatan pelatihan ini diselenggarakan di tiga kabupaten secara blended online menggunakan digital platform E-Jaring.

Diikuti sebanyak 90 peserta, pelatihan dilakukan selama dua hari dengan rincian 30 orang mengikuti pelatihan budidaya ikan lele di Kab. Aceh Besar, dan 60 orang lain mengikuti diversifikasi olahan hasil perikanan di Kab. Gayo Lues dan Kab. Bireun, Provinsi Aceh.

Ia mengemukakan bahwa dengan adanya teknologi yang semakin pesat, penerapan budidaya ikan lele dengan sistem bioflok tidak hanya hemat lahan, air, dan pakan, tetapi produktivitas ikan lele sangat tinggi.

"Sementara hasil olahan ikan menggunakan surimi, ikan juga tidak hanya hemat dagingnya saja, namun juga dapat menghasilkan produk yang memiliki cita rasa tinggi," ucapnya.

Direktur Pemberdayaan Alternatif Deputi Bidang Pemberdayaan Masyarakat BNN, Teguh Wahyudi menyampaikan kegiatan pelatihan ini sesuai dengan tujuan GDAD, sehingga diharapkan masyarakat dapat terampil dan dapat meningkatkan perekonomian dengan potensi perikanan yang ada.

"Kami sangat berterima kasih atas peran KKP dengan pelatihan ini. Harapan kami, masyarakat dapat terampil dengan keahlian mengembangkan pembenihan ikan lele dan diversifikasi olahan sebagai alternatif pendapatan dan peningkatan kesejahteraan, sekaligus menggerakkan masyarakat sehat dengan mengonsumsi ikan yang kaya protein untuk meningkatkan gizi masyarakat," kata Teguh.

Usaha pengolahan hasil perikanan di Kab. Bireuen sebagian besar merupakan usaha rumah tangga berskala kecil. Kepala Dinas Ketahanan Pangan Kelautan dan Perikanan Kab. Bieruen, Irwan mengatakan hasil pengolahan ikan di Kab. Bieruen bermacam-macam, namun permasalahan utama yang dihadapi yaitu skala usaha yang kecil dan terpencar.

“Hasil olahan disini cukup beragam, tetapi dengan teknologi pengolahan yang masih sederhana, permodalan usaha yang masih rendah, kemasan produk yang belum menarik dan pemasaran yang masih terbatas ini menjadi suatu masalah. Oleh karena itu, usaha pengolahan ikan memiliki peluang besar untuk ditingkatkan baik jenis olahan maupun skala usaha. Saya berharap kegiatan ini tidak berhenti disini saja, tapi ke depan dapat terus bekerjasama dengan KKP untuk mengimbangi potensi ini," ujar Irwan.

Baca juga: KKP: Gencarkan pelatihan daring dukung program prioritas Menteri KP
Baca juga: Lanal Lhokseumawe gagalkan penyelundupan 50 kilogram sabu di laut
Baca juga: Peredaran narkoba di NTT melalui jalur laut


 

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Biqwanto Situmorang
Copyright © ANTARA 2021