Pemerintah terus berusaha meningkatkan 'supply' vaksin melalui diplomasi
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah berupaya meningkatkan suplai vaksin COVID-19 untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi bagi warga lanjut usia (lansia) terutama di daerah-daerah tujuan mudik Lebaran 2021.

"Pemerintah terus berusaha meningkatkan 'supply' (ketersediaan) vaksin melalui diplomasi yang baik maupun menyiapkan stok vaksin jangka panjang melalui pengadaan vaksin dalam negeri," kata Juru Bicara (Jubir) Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dihubungi di Jakarta, Jumat.

Ketersediaan vaksin itu penting untuk salah satunya menggenjot vaksinasi lansia di daerah-daerah tujuan mudik yang banyak populasi lansianya.

Baca juga: Pemerintah perketat pemeriksaan dokumen perjalanan di masa mudik

Menurut Wiku, sebagai populasi yang paling rentan mengalami kematian akibat COVID-19, pemerintah sangat memperhatikan terselesaikannya vaksinasi pada populasi lansia.

Pada prinsipnya, setiap orang tidak hanya lansia harus menjaga kondisi tubuh untuk tetap sehat karena vaksin hanya diberikan untuk orang yang sehat.

Cara untuk menjaga tubuh agar tetap fit adalah dengan asupan gizi yang seimbang dan rutin berolahraga.

Baca juga: Jubir: Masyarakat yang dapat izin perjalanan harus karantina lima hari

Menjaga tubuh tetap dalam kondisi optimal dan sehat juga bagian dari peran masyarakat untuk mendukung kesuksesan vaksinasi.

Pemerintah memprioritaskan vaksinasi COVID-19 pada warga lanjut usia atau lansia menjelang Lebaran 2021.

"Kami mempersiapkan khusus untuk Lebaran, karena Lebaran itu adalah saat dimana semua orang ingin bertemu orang tua, padahal itu yang sangat berbahaya dan bisa membuat fatal pada orang tua mereka," kata ​​​Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam rapat kerja dengan DPR di Jakarta, Kamis (8/4).

Baca juga: Pemerintah telah vaksinasi COVID-19 untuk 9.784.278 orang

Menkes mengatakan bahwa tingkat fatalitas COVID-19, yakni persentase jumlah orang yang meninggal dunia dari total orang yang dikonfirmasi terinfeksi virus corona di Indonesia sebesar 2,8 persen. Namun tingkat fatalitas penyakit itu pada orang berusia lanjut cenderung lebih tinggi.

"Khusus untuk lansia empat kali lipat lebih rentan wafatnya dibandingkan dengan non-lansia. Dari 1,5 juta orang yang terkena, hanya 10 persen yang lansia. Tapi dari 41.000 yang wafat, 50 persennya lansia," kata Budi.

Baca juga: Terjadi penambahan 5.265 kasus COVID-19 dan pasien sembuh 6.277 orang
 

Pewarta: Martha Herlinawati Simanjuntak
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021