Operasi pencarian korban di hari ketiga belum membuahkan hasil
Palu (ANTARA) -
Operasi SAR hari ketiga terhadap satu korban tersisa yang tertimbun tanah longsor di area pertambangan emas di Desa Buranga Kecamatan Ampibabo Kabupaten Parigi Moutong, Sulawesi Tengah, belum membuahkan hasil.
 
"Operasi pencarian korban di hari ketiga belum membuahkan hasil," kata Humas Kantor SAR Pencarian dan Pertolongan atau Basarnas Palu Fatmawati yang dihubungi di Palu, Jumat.
 
Dia mengemukakan pencarian terhadap satu korban tersisa di Jumat pagi hingga petang atau pukul 18.00 Wita dengan membagi sektor pencarian di dalam lubang galian tambang emas.

Baca juga: SAR upayakan proses evakuasi korban masih tertimbun longsor di Parimo

 
Tim SAR gabungan yang melakukan kegiatan SAR berjumlah 108 orang, di antaranya dari Polres Parigi Moutong sejumlah 60 orang, Tagana Parigi dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sulteng masing-masing 11 orang, TNI 10 orang, Basarnas Palu 13 orang, BPBD Parigi tujuh orang dan SAR Palang Merah Indonesia (PMI) enam orang.

Tim juga diperkuat potensi SAR lainnya yakni SAR Songulara dan Vertikal Rescue masing-masing lima orang serta SAR Martin tiga orang.

"Operasi SAR dihentikan sementara, mengingat hari sudah malam, kegiatan pencarian akan dilanjutkan Sabtu pagi," ucap Fatmawati.

Baca juga: 6 orang meninggal dunia, Pemkab hentikan aktivitas tambang Buranga

​​​​​
Sejauh ini, katanya, tidak ada penambahan personel maupun alat pendukung operasi dari Kantor SAR Palu, karena personel yang bertugas, dinilai sudah cukup karena proses pencarian juga dibantu sejumlah alat berat yang sejak hari pertama kejadian berada di lokasi.
 
"Tidak ada penambahan personel dari kantor kami," katanya.
 
Dari peristiwa itu, dilaporkan kurang lebih ada 23 korban, 16 di antaranya selamat, enam meninggal dunia dan seorang korban masih dalam pencarian.

Baca juga: SAR berhasil evakuasi tiga jenazah korban longsor PETI Parigi Moutong
 
Sebelumnya, longsor di lokasi penambangan emas mengakibatkan enam penambang tradisional meninggal dunia. Musibah itu terjadi pada Rabu (24/2) pukul 18.15 Wita. Saat itu kegiatan pengerukan sedang berhenti karena penambang beristirahat memasuki waktu Maghrib.
 
Di sela-sela waktu istirahat itu, penambang tradisional memanfaatkan waktu untuk mendulang dengan mengambil material hasil keruk dengan alat berat. Seketika material tersebut runtuh dan menimpa penambang.

"Tim SAR telah membuka posko informasi untuk mendukung kegiatan operasi di lapangan," kata Fatmawati.

Baca juga: Operasi SAR libatkan puluhan orang pencarian penambang PETI Parimo

Baca juga: Puluhan penambang emas ilegal di Parigi Moutong tertimbun longsoran


 

Pewarta: Muhammad Arshandi/Moh Ridwan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021