Ini akan berimbas pada perekonomian di Kalimantan Selatan,
Jakarta (ANTARA) - Wakil Ketua Satgas Penanggulangan Bencana Banjir Kalimantan Selatan Brigjen TNI Firmansyah mengatakan, sebanyak 11 kabupaten dan kota terancam gagal panen akibat bencana banjir yang melanda daerah itu.

"Total lahan sawah yang terancam gagal panen seluas 18.356 hektare," kata Komandan Korem (Danrem) 101/Antasari Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) itu saat konferensi pers terkait perkembangan penanganan banjir di Kalsel secara daring yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Untuk mengatasi kekurangan pasokan gabah di provinsi tersebut, terutama di lokasi bencana setidaknya diperlukan bantuan benih padi sebanyak 500 ton.

Banjir yang terjadi tidak hanya merusak areal persawahan masyarakat namun juga ikut merusak budi daya ikan.


Baca juga: Hingga hari ketujuh banjir Banjarmasin total 100 ribu warga terdampak
Baca juga: Tim SAR TNI Angkatan Laut jangkau daerah terisolir banjir di Kalsel


Dari empat kecamatan yang dilanda banjir, sebanyak 48 petak kolam ikan, 67 keramba jaring apung dan 17 zak pakan ikan ikut terdampak banjir.

"Ini akan berimbas pada perekonomian di Kalimantan Selatan," ujar Firmansyah.

Selain itu, banjir juga mengakibatkan kerugian di sektor peternakan milik warga terutama di lima kabupaten dan kota yang terdampak. Kerugian yang dialami berupa ternak itik, sapi, kambing, ayam hingga kerbau.

Pada kesempatan itu, Firmansyah mengatakan terdapat beberapa kebutuhan yang diperlukan hingga masa tanggap darurat di antaranya tenda pengungsi sekitar 1.400 unit.

Selanjutnya peralatan dapur umum sekitar 80 set, perahu karet bermesin, perahu karet, tandon, tikar matras, alat penerangan, pakaian, popok bayi, masker, cairan pembersih tangan dan sebagainya.

"Kita juga membutuhkan makanan siap saji, susu, telur, susu bayi, beras, mi instan dan lain-lain," ujar dia.

Baca juga: Danrem: Banjir Kalsel akibat curah hujan yang tinggi
Baca juga: Basarnas fokus menyisir tiga wilayah paling terdampak banjir di Kalsel

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Desi Purnamawati
Copyright © ANTARA 2021