Fasilitas tersebut diperkirakan dapat mengolah sampah kurang lebih 2.000-2.300 ton per hari dan menghasilkan listrik 35.000-40.000 MW
Jakarta (ANTARA) - PT Jakarta Propertindo (Jakpro) bersama Konsorsium WIKA-Indoplas meresmikan kesepakatan kerja sama untuk pembangunan fasilitas pengolahan sampah atau Intermediate Treatment Facility (ITF) untuk Wilayah Layanan Barat.

Kerjasama kedua pihak tersebut akan menghasilkan pabrik untuk pengolahan sampah yang terdapat di wilayah Barat Jakarta, sehingga menjadi energi listrik untuk memasok kebutuhan Jakarta.

Baca juga: Polres Jakarta Utara sambut itikad Jakpro ajak kolaborasi

"Konsorsium ini memenangkan tender dengan lokasi 'power plant' di wilayah Cakung-Cilincing, Jakarta Timur," ujar Direktur Utama Jakpro Dwi Wahyu Daryoto dalam konferensi pers virtual di Jakarta, Senin.

Penempatan lokasi di wilayah tersebut, menurut Dwi, telah mempertimbangkan pengelolaan arus lalu lintas pengangkutan sampah dari Jakarta Barat hingga sampai ke pabrik pengolahan sampah tersebut.

Fasilitas tersebut diperkirakan dapat mengolah sampah kurang lebih 2.000-2.300 ton per hari, dan diharapkan menghasilkan energi listrik sekitar 35.000-40.000 MegaWatt.

Baca juga: Jakpro kembangkan fasilitas pengolahan sampah di wilayah barat Jakarta

Perkiraan pembangunan fasilitas tersebut memakan waktu kurang lebih dua hingga tiga tahun ke depan. Perkiraan pendanaan fasilitas tersebut mencapai 350-400 juta dolar Amerika, dengan pendanaan murni dari swasta.

Selain itu, fasilitas ITF wilayah barat Jakarta diusulkan menjadi salah satu proyek strategis nasional atau PSN.

Sementara itu, Direktur Utama Indoplas Group dan sebagai perwakilan Konsorsium WIKA-Indoplas, Bobby Gafur Umar menjelaskan dalam proyek tersebut, pihaknya mempersiapkan baik teknologi maupun konstruksinya.

Bobby mengharapkan pada semester pertama 2021, seluruh desain dan "technical support" dapat diselesaikan, termasuk bagi pendanaanya.

Baca juga: Pemprov DKI percepat pembangunan fasilitas sampah terpadu

"Pendanaannya akan dipaket bersama teknologi dari Jerman yang memakai mesin emisi standar Global Euro 5. Insya Allah diselesaikan pada pertengahan 2021, dan 2024 sudah 'commisioning' (uji coba), sehingga Jakarta sudah bisa mulai melakukan pengolahan sampah yang selama ini menjadi problem bagi kota maupun lingkungan hidup," ujar Bobby.

Bobby juga menngklaim hasil dari fasilitas pengolahan sampah tersebut sangat ramah lingkungan, dengan sistem nol sampah atau "zero waste."

Setelah penandatanganan perjanjian dasar proyek tersebut, Jakpro akan membentuk tim untuk mengurus perihal pendanaan dan perjanjian mengenai suplai sampah bersama Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, berikut pola biaya layanan pengolahan sampah atau "tipping fee."

Selanjutnya, pihak Jakpro akan menjalin kerjasama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) untuk dapat mendistribusikan hasil energi listrik tersebut dari pengolahan sampah.

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Ganet Dirgantara
Copyright © ANTARA 2020