Jakarta (ANTARA) - Pemerintah mengimbau kepada seluruh pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) untuk disiplin menerapkan protokol kesehatan, sehingga aktivitas ekonomi yang dijalankan tidak mendorong penambahan jumlah kasus positif COVID-19.

"Sekarang yang kita perlukan adalah melakukan kegiatan ekonomi tersebut, jangan sampai menimbulkan kasus. Jadi, sebenarnya kalau menjalankan protokol kesehatan dengan disiplin, harusnya kasusnya tidak naik," kata Koordinator Tim Pakar sekaligus Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito dalam konferensi pers bersama Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin.

Baca juga: Menteri Teten minta UMKM jalankan protokol kesehatan secara ketat

Baca juga: Jumlah pasien terkonfirmasi positif COVID-19 di Sumut 12.562 orang


Ia mengatakan pandemi COVID-19 merupakan bencana non-alam yang mendera tidak hanya masyarakat di seluruh Indonesia, tetapi juga masyarakat dunia.

Oleh karena itu, setiap orang yang bisa beradaptasi, karena dengan lebih cepat beradaptasi, pandemi COVID-19 akan dapat lebih cepat diatasi.

Delapan bulan, menurutnya, merupakan waktu yang cukup lama bagi pemerintah dan masyarakat untuk bisa menyesuaikan diri dan mengatur strategi untuk bisa menghadapi pandemi COVID-19.

Untuk itu, Wiku menilai bahwa penerapan protokol kesehatan harus benar-benar dilaksanakan dengan disiplin, sehingga masyarakat maupun pelaku UMKM tetap dapat menjalankan aktivitas mereka tanpa khawatir tertular COVID-19.

"Nah, mari kita latihan beradaptasi melakukan itu secara bertahap, tapi secara disiplin," katanya.

Ia mencontohkan salah satu aktivitas ekonomi di pasar. Wiku mengatakan bahwa pasar merupakan tempat bagi masyarakat untuk membeli kebutuhan mereka sehari-hari.

Oleh karena itu, jika protokol pencegahan COVID-19 diterapkan dengan disiplin, yaitu dengan tetap memakai masker, antreannya diatur agar protokol menjaga jarak bisa dilaksanakan, kebiasaan mencuci tangan dengan sabun juga difasilitasi dan diterapkan dengan baik, maka potensi penularan COVID-19 seharusnya tidak ada.

Baca juga: Warga Jakpus diimbau jalankan protokol kesehatan saat libur panjang

Baca juga: Terminal Kampung Rambutan perketat protokol kesehatan jelang liburan


"Sehingga, kalau itu dilakukan secara disiplin dan dimonitor dan tidak ada kasus, itu berarti keberhasilan sektor usaha untuk mulai bergerak," katanya.

"Kalau mereka bergerak, sektor yang lebih besar yang menjadi gantungannya sektor yang kecil ini juga akan bergerak. Kita harus sama-sama bergerak. Jadi kesehatan dan ekonomi itu harus (bergerak) bersama-sama. Jadi adaptasinya bukan adaptasi individu, melakukan 3M, protokol kesehatan, tetapi juga adaptasi dalam menjalankan kegiatan ekonominya," demikian kata Prof Wiku Adisasmito.

#satgascovid19 #cucitangan #pakaimasker #jagajarak

Pewarta: Katriana
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020