Jakarta (ANTARA) - Pencegahan dan pengendalian kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di kawasan taman nasional harus melibatkan berbagai unsur sekitar kawasan dalam kegiatan di tingkat tapak, kata Kepala Balai Taman Nasional Gunung Palung (TNGP) M. Ari Wibawanto.

"Kegiatan pengendalian harus dilakukan bersama di tingkat tapak itu sendiri. Kita harus mengetahui aktor-aktor apa saja yang ada di situ," kata Ari dalam diskusi virtual tentang COVID-19 dan karhutla oleh lembaga non-nirlaba Alam Sehat Lestari (ASRI), dipantau di Jakarta pada Selasa.

Beberapa aktor itu seperti keberadaan sektor swasta, perusahaan dan masyarakat yang tinggal di sekitar taman nasional. Semua pihak itu, kata dia, harus dirangkul dalam usaha pencegahan dan pengendalian karhutla.

Baca juga: Pakar: Cegah karhutla bantu hindari krisis ganda asap dan COVID-19

Baca juga: Program desa makmur peduli api tepat cegahan karhutla di Jambi


Dengan melibatkan berbagai pihak yang berada di sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Palung maka akan dapat memulai usaha pengendalian di tingkat tapak. Upaya pencegahan dan pengendalian sendiri berbeda di berbagai tingkat tapak, karena masing-masing wilayah memiliki situasi yang berbeda satu dengan lainnya.

"Jadi semua satgas yang ada di tingkat tapak itu harus tahu kondisi di lapangan seperti apa," kata dia.

Pencegahan di wilayah gambut dan mineral tentu berbeda, ujar dia. Oleh karena itu pemetaan dilakukan untuk memastikan bahwa langkah-langkah yang diambil telah sesuai dengan kondisi di lapangan.

Begitu mengetahui kondisi di tingkat tapak maka setelah itu dapat disampaikan pemahaman-pemahaman kepada berbagai pihak itu untuk membantu pencegahan karhutla.

Ari mengatakan berkaca dari karhutla 2019, sudah terjadi koordinasi yang baik antara berbagai aktor di kawasan. Tapi, hal itu baru terjadi saat penanggulangan dan bukan pencegahan.

"Pencegahan inilah yang harus kita mainkan juga," kata dia.*

Baca juga: Danrem: Satgas karhutla terus dimaksimalkan cegah kabut asap

Baca juga: Operasi TMC ketiga di Riau hasilkan hujan 2,2 juta meter kubik

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020