arus kencang dilokasi tenggelamnya bisa jadi mengakibatkan korban hilang itu terpencar-pencar
Kupang (ANTARA) - Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kupang, Emi Frizer mengatakan bahwa lokasi pencarian yang merupakan area pertemuan arus laut Samudera Hindia, Laut Timor dan Laut Sawu sedikit menyulitkan tim gabungan dalam mencari enam korban kapal tenggelam yang hilang.

"Kalau cuaca itu alasan klasik, tetapi yang kami hadapi saat ini adalah arus kencang di lokasi tenggelamnya bisa jadi mengakibatkan korban hilang itu terpencar-pencar," katanya kepada ANTARA di Kupang, Selasa.

Hal ini disampaikan berkaitan dengan kemajuan pencarian korban kapal ikan bernama KM "Kasih 25" yang tenggelam bersama dengan 29 penumpangnya saat akan berlayar dari Kupang menuju Rote pada Minggu (5/7) siang.

Ia mengatakan bahwa arus di perairan Pukuafu memang sudah dikenal memiliki arus yang kuat karena memang pertemuan arus laut Samudera Hindia, Laut Timor dan Laut Sawu.

Menurut dia sebaran korban yang tenggelam dan sedang dicari ini bentuknya silinder. Artinya bahwa tak mengalir seperti biasanya sehingga agak sulit menemukannya.

Baca juga: Dishub NTT bersama KSOP investigasi kapal tenggelam

Baca juga: Seorang bayi korban kapal tenggelam dilaporkan meninggal dunia


"Tadi pukul 08.20 WITA tim SAR gabungan berhasil menemukan satu korban kapal tenggelam lagi dalam kondisi mengambang tak jauh dari lokasi dan juga Kondisi dalam keadaan meninggal dunia." ujar dia.

Tetapi kata dia juga bisa juga korban yang tenggelam dicurigai mengambang dan dibawa arus menyebar ke segala penjuru sehingga perlu perlahan-lahan mencarinya.

Namun ia yakin bahwa korban kapal tenggelam tersebut di hari ketiga sampai dengan hari kelima semua korban kapal tenggelam itu akan di temukan dalam kondisi mengambang.

"Seperti yang terjadi pada pagi tadi. Kita juga saat ini masih terus mencari korban yang lain, semoga hari ini bisa semuanya ditemukan," tutur dia.

Sebelumnya diberitakan pada Minggu (5/7) sebuah kapal yang diketahui merupakan kapal ikan tenggelam di perairan Pukuafu kabupaten Kupang akibat diterjang gelombang setinggi 2,5 meter.

Sebanyak 29 orang yang ikut dalam kapal ikan itu ikut tenggelam. Akibat tenggelamnya kapal tersebut, sebanyak empat orang ditemukan dalam keadaan meninggal dunia.

Dua diantaranya anak-anak, satu orang balita berusia 11 bulan dan satu lagi ditemukan pagi tadi berjenis kelamin wanita, belum diketahui identitas lengkapnya.

Frizer juga mengatakan bahwa proses pencarian akan terus dilakukan, sampai seluruh korban kapal tenggelam ditemukan.

Baca juga: SAR Kupang lanjutkan pencarian tujuh korban kapal tenggelam

Baca juga: Belasan orang berhasil selamat dari musibah kapal tenggelam di Kupang

Pewarta: Kornelis Kaha
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020