kami menyiapkan dua skenario yaitu dengan sistem shifting dan atau blended learning
Jakarta (ANTARA) - Kepala Sekolah SMA Islam Al Azhar Kelapa Gading, Jakarta, Sumanto mengatakan Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) membutuhkan kecakapan guru yang baik agar pembelajaran berlangsung efektif.

"PJJ membutuhkan kecakapan guru yang baik. Guru harus bisa menyiapkan bahan ajar digital baik video pembelajaran, video tutorial, soal-soal latihan, kuis, tugas mandiri dan laporan hasil pembelajaran. Kami sendiri sudah menyiapkan jauh sebelum pandemi," ujar Sumanto di Jakarta, Senin.

PJJ dapat dilakukan dengan mengkombinasikan berbagai aplikasi yang sangat mudah dan akrab dengan siswa dan guru, sebagaimana aplikasi-aplikasi yang sudah umum dan lazim digunakan oleh masyarakat dalam berkomunikasi

Ia menambahkan sekolahnya telah menyiapkan skenario tahun ajaran baru dalam bentuk tiga layanan. Skenario pertama jika tidak di izinkan layanan tatap muka berskala besar, maka disiapkan layanan pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan aplikasi yang interaktif sehingga mudah dalam melakukan monitor dan kontrol siswa.

"Jika diizinkan tatap muka berskala besar dengan tetap dalam protokol COVID-19, kami menyiapkan dua skenario yaitu dengan sistem shifting dan atau blended learning. Untuk shifting konsepnya adalah siswa di bagi dalam tiga waktu yaitu pagi, siang dan sore hadir tatap muka ke sekolah dengan durasi disesuaikan untuk mendapatkan layanan pembelajaran tatap muka, pada saat siswa mendapat giliran masuk tatap muka, siswa yang lain mengikuti pembelajaran jarak jauh," jelas dia.

Baca juga: Kemendikbud lakukan perbaikan untuk tingkatkan kualitas pembelajaran

Baca juga: Kemendikbud siapkan 600 modul pembelajaran bantu gerakkan ekonomi


Sedangkan untuk sistem blended learning atau campuran, yang mana sebagian siswa masuk dan sebagian di rumah dan sama-sama mengikuti pembelajaran dengan dikombinasikan sebagian tatap muka dan sebagian mengikuti secara online dalam waktu yang sama.

"Fokus dari sekolah adalah menyiapkan guru dan infrastruktur sehingga apapun system yang akan di pakai, SMA Islam Al-Azhar Kelapa Gading sudah siap menyambut Tahun pelajaran baru pada masa normal baru," kata dia lagi.

Direktur AlAzka, Uus Suhatna, mengatakan pihaknya merancang pembelajaran yang berwawasan masa depan yang memadukan iman dan takwa serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang bisa diterapkan baik secara tatap muka maupun daring.

"Kami mempunyai program mulai dari TK hingga SMA dalam mengembangkan potensi kepemimpinan siswa serta jiwa kewirausahaan siswa," kata Uus.

Sebelumnya, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim menyatakan untuk tahun ajaran baru bagi sekolah yang berada di zona merah, kuning dan oranye dilakukan dengan pembelajaran daring. Sementara di zona hijau, pembelajaran boleh dilakukan dengan tatap muka.

Baca juga: Ditjen Dikti selenggarakan pelatihan pembelajaran daring untuk dosen

Baca juga: Komisi X: Banyak guru tidak gunakan metode daring selama pandemi

Pewarta: Indriani
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2020