Saya juga merasa bahwa kita ini sepertinya dipaksa COVID-19 masuk pada industri 4.0
Surabaya (ANTARA) - Pimpinan Pusat Muslimat Nahdlatul Ulama berharap Indonesia segera masuk zona hijau atau terbebas dari pandemi COVID-19 sehingga bisa membuat masyarakat kembali beraktivitas secara produktif dan aman.

"Semoga COVID-19 segera diangkat oleh Allah SWT dari bumi Indonesia," ujar Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa di sela halalbihalal virtual dari Masjid Nasional Al Akbar Surabaya, Sabtu.

Baca juga: Muslimat NU bagikan paket Lebaran ke warga terdampak COVID-19

Acara yang diikuti PP, pimpinan wilayah (PW), pimpinan cabang (PC), pimpinan cabang istimewa (PCI) se-Dunia tersebut juga menghadirkan Ketua Umum PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siroj, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof Dr KH Nasaruddin Umar dan sesepuh Muslimat NU, Nyai Hj Sinta Nuriyah Wahid.

Khofifah yang juga Gubernur Jatim tersebut menuturkan, dalam suasana pandemi COVID-19 membuat banyak acara diskusi atau pertemuan daring.

Baca juga: Muslimat NU salurkan bantuan COVID-19

"Resonansi keilmuan saya rasa akan terus bisa disemai karena kita banyak menghadirkan narasumber yang bisa memberikan pencerdasan dan pencerahan luar biasa. Saya juga merasa bahwa kita ini sepertinya dipaksa COVID-19 masuk pada industri 4.0," ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga menyampaikan banyaknya aktivitas sosial keagamaan Muslimat NU yang tertunda akibat COVID-19.

Baca juga: Muslimat NU Pelalawan ganti harlah dengan bagikan 3.000 hand sanitizer

Terlebih, kata dia, hingga kini masih sangat banyak daerah yang masuk zona merah (risiko tinggi), zona oranye (risiko sedang) dan zona kuning (risiko rendah).

Sementara itu, KH Nasaruddin Umar dalam taushiyahnya menyampaikan berkhidmat merupakan ciri khas dari Muslimat NU, namun sayangnya masih banyak khidmat yang belum terbukukan dan menjadi induk sejarah komprehensif.

Baca juga: Muslimat NU Banten bantu korban banjir bandang

"Mungkin ini PR buat semuanya. Ternyata pahlawan-pahlawan kita dari kalangan perempuan di berbagai tempat, kebanyakan dari Muslimat yang mereka adalah NU," katanya.

Ia optimistis jika sejarah itu dikumpulkan semuanya maka tokoh-tokoh yang berjuang melahirkan Indonesia dari kalangan perempuan akan akan ikut memperbesar nama Muslimat NU.

Baca juga: Muslimat NU: Edukasi pangan sehat mendesak dilakukan
 

Pewarta: Fiqih Arfani
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020