Mataram (ANTARA) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memiliki optimisme bahwa Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) mampu menangani Corona Virus Deasese 2019 (COVID-19) secara cepat dan tepat.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo mengatakan bahwa Provinsi NTB memiliki pengalaman yang cukup banyak dalam hal menangani bencana. Hal itu terlihat bagaimana NTB cepat bangkit dari bencana gempa bumi Tahun 2018, sehingga pemulihan pascagempa selesai lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

"Dengan modal itulah, NTB akan menjadi daerah yang lebih cepat menangani penyebaran wabah corona. Bukan saja cepat dalam penanganan aspek kesehatan, tapi juga tepat dalam penanganan dampak sosial dan pemulihan ekonomi masyarakat," kata Doni Monardo saat memimpin rapat percepatan penanganan COVID-19 melalui video conference bersama 12 gubernur se-Indonesia, termasuk Gubernur NTB H Zulkieflimansyah dan Wakil Gubernur NTB Hj Sitti Rohmi Djalilah di Kantor Gubernur NTB dalam keterangan tertulis yang diterima wartawan di Mataram, Sabtu.

Menurutnya, kekuatan NTB terletak pada kekompakan pemerintah dengan masyarakat begitu besar sehingga menghadapi situasi di tengah pandemi COVID-19 akan lebih cepat jika dilakukan dengan kekuatan bersama

"Semoga kekompakan di daerah NTB bisa terus dijaga dan mudah-mudahan berjalan terus untuk mempercepat penanganan penyebaran COVID-19," ujar Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Pusat itu.

Selain itu, ia juga mengajak seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, budayawan, seniman dan pemuda serta kelompok masyarakat lainnya untuk memberi edukasi secara masif kepada masyarakat, memberikan informasi yang dapat dan membangun optimisme untuk melawan COVID-19 dengan tindakan yang sederhana, yaitu tetap mematuhi segala imbauan pemerintah.

Ia menyatakan, faktor terpenting untuk memutus mata rantai wabah COVID-19 ini hanya dapat dicegah dengan sikap kepatuhan dan disiplin dari masyarakat itu sendiri.

"Kalau kita disiplin terhadap imbauan, maka kita dapat meminimalisir jatuhnya korban yang banyak, namun sebaliknya, jika kita mengabaikannya maka tidak menutup kemungkinan korban akan terus bertambah," katanya.

Sementara itu, Gubernur NTB, H Zulkieflimansyah mengatakan Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB sudah membagi dua kegiatan dalam mempercepat penanganan dan pencegahan penyebaran COVID-19. Kegiatan yang berkaitan dengan persoalan bagaimana mengatasi pandemi virus corona dengan teknis kesehatan dan bagaimana mengantisipasi dampak sosial ekonomi.

"Karena dampak sosial ekonomi saat ini, benar-benar dirasakan oleh masyarakat. Karena itu, pemprov sudah menyalurkan bantuan sosial kepada masyarakat dengan program JPS Gemilang, walupun ruwet dan banyak yang komplain, namum kami bisa memberanikan diri dengan memberi bantuan tidak dalam bentuk tunai, tapi dalam bentuk produk-produk lokal dan alhamdullah sangat membantu sehingga geliat UKM-UKM semakin meningkat," kata Gubernur NTB.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB, Hj Sitti Rohmi Djalilah menjelaskan, perkembangan COVID-19 di NTB dipengaruhi oleh beberapa klaster. Di antaranya, Klaster Jakarta, Bogor, Gowa dan lainnya. Ia mengakui penambahan kasus COVID-19 di NTB memang di dominasi oleh Klaster Gowa. Menariknya, 70 persen tidak menunjukkan gejala dan 30 persen menunjukkan gejala. Hal ini tentunya menjadi tuntunan pemerintah untuk melakukan langkah-langkah yang lebih tepat lagi.

"Kolaborasi antara pemerintah provinsi dan kabupaten/kota sangatlah baik, sehingga kita dapat mencegah penyebaran yang lebih lanjut dan dapat diminimalisirnya dan yang menjadi perhatian adalah transmisi lokal. Tapi segala SOP protokol COVID-19 sudah dilakukan di NTB," katanya.

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2020