Purwakarta (ANTARA) -- Guna mengantisipasi dan pergerakan sampah eceng gondok dan keramba jaring apung (KJA), Jasa Tirta II melakukan gotong royong pembersihan sampah dan eceng gondok di perairan Waduk Jatiluhur pada Sabtu, 11 April 2020.

Gotong royong dilaksanakan melalui padat karya tunai bersama 70 warga lokal di sekitar wilayah sungai Citarum pada beberapa titik yang berbeda dan menggunakan 8 unit perahu nelayan, 1 unit excavator dan 2 unit dump truck. Tak hanya membersihkan, gotong royong juga akan memasang buoy dan sling pembatas untuk mencegah pergerakan eceng gondok dan sampah KJA agar tidak mendekati Morning Glory dan untuk pengamanan bendungan. 

"Pelaksanaan kegiatan yang dilakukan di tengah wabah covid-19 ini tetap mengutamakan aspek physical distancing dan memperhatikan protokol pencegahan covid-19,"kata Sekretaris Perusahaan Jasa Tirta II Nandang Munandar.

Menurutnya, melalui padat karya tunai gotong royong bersih-bersih waduk ini menjadi salah satu bentuk kepedulian Jasa Tirta II kepada warga lokal di tengah pandemic virus corona. Adanya himbauan pemerintah untuk menghentikan aktivitas di luar rumah membuat sebagian besar pekerja harian juga merasakan dampaknya karena pekerjaannya terhenti. 

"Melalui gotong royong dengan program padat karya tunai ini masyarakat yang turut serta gotong royong memperoleh pengganti transport dan makanan harian, tentunya dengan tetap memperhatikan protokol pencegahan covid-19,"ucap Nandang.

Ia mengatakan, kondisi waduk yang bersih dari sampah dan eceng gondok akan meminimalisir masuknya sampah ke lubang Morning Glory.

Sementara itu, dihubungi secara terpisah General Manajer Wilayah IV Jasa Tirta II Anom Soal Herudjito mengatakan gotong-royong pembersihan sampah dan eceng gondok merupakan salah satu upaya perusahaan untuk menjaga kebersihan dan pengamanan Waduk dan PLTA Ir. H. Djuanda serta membantu pendapatan masyarakat.

"Waduk yang bersih akan memudahkan dalam pemantauan dan pengawasan serta tetap mendukung olahraga air termasuk yg dibawah pembinaan Persatuan Olahraga Dayung Seluruh Indonesia (PODSI), serta memaksimalkan dalam pengendalian banjir,"ucap Anom.

Daerah Aliran Sungai Citarum dikelola dengan Sistem Waduk Kaskade yang tersusun dari hulu ke hilir yaitu Waduk Saguling, Waduk Cirata dan Waduk Jatiluhur (Ir. H.Djuanda), sehingga air keluar (limpasan) dari Waduk Saguling akan ditampung (diredam) oleh Waduk Cirata dan selanjutnya air keluar dari Waduk Cirata akan ditampung (diredam) oleh Waduk Jatiluhur sebelum mengalir ke hilir Sungai Citarum meliputi Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bekasi. 

Pengelolaannya terkoordinasi di bawah Tim Koordinasi Pengelolaan Bendungan Kaskade Citarum (TKPBKC). Meski tampungan air di Waduk Saguling hampir mencapai batas elevasi, Jasa Tirta II memastikan kapasitas Waduk Jatiluhur masih aman untuk menampung aliran Sungai Citarum di dua waduk di atasnya sehingga Jasa Tirta II akan dapat mengurangi potensi banjir di hilir Sungai Citarum.

"Walaupun dalam kondisi mendekati limpas, Jasa Tirta II memastikan Waduk Jatiluhur akan tetap aman dengan pola operasi waduk yang dinamis sesuai dengan kondisi di lapangan," pungkas Anom.

Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2020