Jakarta (ANTARA) - Perusahaan pergudangan PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera (Bumi Benowo) optimistis meraup dana hingga Rp156 miliar dari penawaran saham perdana (IPO) yang prosesnya masih berjalan saat ini, ditengah kondisi pasar modal dan ekonomi yang kurang kondusif akibat wabah COVID-19.

Direktur Utama Bumi Benowo Sukses Sejahtera Felix Soesanto mengatakan, target tersebut didapatkan setelah perseroan menetapkan harga penawaran Rp120 per lembar terhadap maksimal penerbitan 1,3 miliar (27 persen) saham baru yang rencana akan dilaksanakan dalam IPO tersebut.

Awalnya, perseroan berniat menerbitkan saham baru hingga 1,5 miliar saham (30 persen), tetapi di tengah kondisi pasar yang kurang kondusif pun target dana raihan perseroan masih tercapai hingga di atas Rp 150 miliar, seperti yang telah ditetapkan pada awal masa penawaran. Kemarin, proses penawaran umum saham perseroan baru mendapatkan pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Baca juga: Di tengah wabah Corona, produsen pupuk melantai di bursa

"Dari dana tersebut, perseroan akan mengalokasikan sebesar 75 persen di antaranya untuk membeli tanah seluas 58.719 m2 di Kebomas, Gresik, di Jawa Timur, dan sisa dananya akan digunakan untuk modal kerja," ujar Felix dalam siaran pers yang diterima Antara di Jakarta, Rabu.

Pembelian tanah yang akan dilakukan perseroan merupakan upaya untuk menambah persediaan lahan (landbank) dan nantinya akan dibangun menjadi pergudangan.

Pada 2019, perseroan juga baru saja menambah landbank sebanyak 6.683 m2 dan 2.250 m2 sehingga nanti setelah IPO total landbank Bumi Benowo menjadi sekitar 10 hektare.

Selain menerbitkan saham baru, perseroan juga menerbitkan 650.000 waran sebagai pemanis (sweetener) bagi investor IPO perseroan. Waran tersebut diberikan dengan rasio 2:1 atau berarti setiap pemilik 2 lembar saham akan mendapatkan 1 waran. Waran tersebut akan diterbitkan dengan harga pelaksanaan Rp200 dan dapat dieksekusi oleh pemegang saham sejak Oktober 2020 sampai April 2021.

Dalam penerbitan saham baru dan penawaran umum perdana itu, saham Bumi Benowo juga sudah mengantongi status sebagai saham syariah yang masuk Daftar Efek Syariah. Penetapan sebagai saham syariah itu didasari Keputusan Dewan Komisioner OJK No.24/D.04/2020.

Baca juga: Pemerintah-BI-OJK optimalkan bauran kebijakan jaga stabilitas ekonomi

Per September 2019, perseroan memiliki aset senilai Rp106,59 miliar yang terdiri dari aset lancar Rp83,55 miliar dan aset tidak lancar Rp23,04 miliar. Ekuitas Bumi Benowo tercatat Rp 102,1 miliar dan liabilitas Rp4,49 miliar.

Pada periode yang sama, perusahaan mencatatkan penjualan sebesar Rp20,36 miliar dengan laba kotor 5,49 miliar dan laba bersih Rp3,94 miliar. Pendapatan tersebut naik 427,56 persen dari perolehan September 2018.

Perusahaan asal Surabaya tersebut sudah menunjuk PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi (lead underwriter) penawaran sahamnya.

Felix menambahkan, ditengah kondisi perekonomian yang kurang kondusif sekarang, perusahaan masih optimistis terhadap prospek industri e-commerce dan logistik yang menjadi target pasar pergudangan perusahaan.

"Industri e-commerce dan logistik yang menjadi target pasar perusahaan masih akan tetap cerah," ujarnya.

Ia menambahkan, kuatnya industri e-commerce dan perusahaan logistik pihak ketiga (third party logistics/3PL) terlihat sekarang ketika terjadi pembatasan mobilitas masyarakat di tengah pencegahan penyebaran COVID-19. Kedua, industri masih tetap kuat karena masyarakat mengandalkan pembelian daring dan pengiriman barang sampai ke rumahnya.

Industri-industri tersebut juga masih memiliki ruang pertumbuhan yang besar karena didukung realisasi program tol laut pemerintah yang membantu distribusi barang di setiap pulau menjadi lebih efektif.

Faktor lain yang mendukung perseroan adalah lokasinya yang strategis (hanya berjarak 3 Km dari Pelabuhan Teluk Lamong, dan 2 Km dari Jalan Lingkar Luar Barat/JLLB) serta potensi dikantonginya izin pusat logistik berikat (PLB).

Pelabuhan Teluk Lamong adalah pelabuhan dengan manajemen yang terkomputerisasi pertama yang dibangun di Indonesia dan Asia. Pelabuhan yang merupakan hasil reklamasi pantai tersebut mengusung konsep ramah lingkungan dan dilengkapi dengan terminal curah kering (dry bulk port) serta segera dilengkapi terminal gas alam cair (LNG).

Saat ini, perseroan sudah mendapatkan pernyataan efektif IPO dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan masih menawarkan sahamnya dalam periode penawaran umum hingga 7 April. Perseroan memprediksi tanggal pencatatan sahamnya di bursa pada 14 April.

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2020