Jakarta (ANTARA) - Indonesia dorong kerja sama dan koordinasi dengan negara lain untuk menghadapi Covid-19, kata Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Acep Somantri.

"Yang paling penting adalah kerja sama, terutama diantara negara-negara anggota WHO dalam bidang berbagi informasi tentang situasi di negara masing-masing dan kasus positif di negara tersebut," kata Kepala Biro Kerjasama Luar Negeri Kementerian Kesehatan Acep Somantri dalam diskusi yang dilaksanakan di Gedung RRI, Jakarta Pusat, Rabu.

Selain itu, kata dia, kerja sama antar negara juga diperlukan untuk pembangunan kapasitas khususnya untuk negara-negara yang belum memiliki sistem kesehatan yang mumpuni untuk menghadapi wabah virus seperti Covid-19.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo sempat menawarkan bantuan kepada pemerintah China untuk menghadapi krisis kesehatan yang disebabkan oleh Covid-19 yang pusat penyebarannya di kota Wuhan, Provinsi Hubei.

Baca juga: Dispar DIY: virus corona mulai pengaruhi kunjungan wisman

Baca juga: Wabah virus corona, China berupaya cegah terjadinya PHK massal

Baca juga: Seorang WNI di Singapura pulih dari COVID-19


Jika memang dibutuhkan, kata Acep, Indonesia siap memberikan asistensi di bidang peralatan medis dan pakar-pakar kesehatan lain.

"Di masa depan mungkin kita bisa juga mengembangkan vaksin baru. Kita punya Bio Farma, produser vaksin di Indonesia. Mereka punya kapasitas dan bisa mendukung persiapan vaksin di masa depan," kata dia.

Covid-19 mulai mewabah pertama kali di Wuhan, China, pada akhir Desember 2019. Virus itu kini sudah menyebar ke beberapa negara dengan kasus terbanyak terkonfirmasi ada di China daratan.

Total per Rabu (19/2) siang terdapat 75.199 kasus terkonfirmasi dan menyebabkan kematian 2.012 jiwa. Menurut data, 14.649 orang dinyatakan sembuh dari virus yang menyerang sistem pernapasan itu.*

Baca juga: Kota-kota China cari sumbangan darah akibat corona

Baca juga: Korsel benarkan 15 kasus baru corona

Baca juga: WHO: "tak ada indikasi" kasus corona di Korea Utara

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020