Bogor (ANTARA) - Perusahaan air mineral kemasan Danone-Aqua berkomitmen dan turut berkontribusi mengurangi sampah plastik yang saat ini menjadi isu dunia dengan cara mengumpulkan sampai plastik dan melakukan daur ulang.

Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo, mengatakan hal itu pada kegiatan dialog "Laporan Berkelanjutan: Danone-Aqua Terus Membawa Kebaikan Bagi Kemajuan Indonesia" di Caringin, Bogor, Jumat.

Menurut Karyanto Wibowo, isu dunia saat ini menyebutkan bahwa plastik sudah menjadi musuh bersama, dan Indonesia menjadi salah satu negara pembuat sampah plastik terbesar di dunia.

Baca juga: Sebanyak 0,59 juta ton sampah masuk ke laut Indonesia

"Sampah plastik Indonesia, ada sekitar 5,6 juta ton, dan yang mampu di daur ulang masih sangat sedikit, yakni kurang dari 10 persen," kata Karyono.

Guna mengatasi sampah plastik, menurut dia, Danone-Aqua berkontribusi menguranginya, dengan membuat kemasan galon.

"Danone-Aqua menjadi yang pertama memperkenalkan air minum dalam kemasan galon yang dapat digunakan kembali dan didaur ulang. Saat ini sekitar 70 persen bisnis Danone-Aqua sudah sirkular," katanya.

Baca juga: GAPMMI bantah video nata de coco mengandung plastik

Menurut dia, sejak 1973, Danone-Aqua telah menawarkan hidrasi sehat kepada jutaan masyarakat Indonesia melalui berbagai produk. Selain kemasan galon, Danone-Aqua juga dapat mengumpulkan sekitar 12.000 ton plastik per tahun melalui enam unit bisnis daur ulang yang berlokasi di Bali, Lombok, Bandung, dan Tangerang Selatan.

Karyanto menambahkan, pada 2018, Danone-Aqua telah meluncurkan gerakan #BijakBerplastik yang memperkuat komitmen Indonesia lebih bersih dari sampah plastik, dan mendukung tujuan Pemerintah Indonesia untuk mengurangi sampah di lautan.

"Melalui gerakan ini, kami fokus kepada tiga aspek inti yakni, pengembangan infrastruktur pengumpulan sampah, pendidikan daur ulang untuk konsumen, serta inovasi kemasan produk," katanya.

Menurut dia, tiga aspek inti ini bertujuan untuk membantu mencapai target Danine-Aqua pada 2025, yakni mengumpulkan lebih banyak plastik dari pada yang digunakan, untuk menggunakan 100 persen kemasan yang dapat didaur ulang, serta untuk meningkatkan proporsi konten daur ulang dalam kemasan menjadi 50 persen.





 

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2019