Kendari (ANTARA) - Kemarau panjang yang melanda Provinsi Sulawesi Tenggara berdampak terjadinya musibah kebakaran kawasan hutan di sejumlah wilayah kabupaten hingga luasnya mencapai 731.413 hektare.

Kabid Perlindungan Hutan dan Ditjen Konservasi Sumber Daya Alam Ekosistem (KSDAE) Dinas Kehutanan Sultra Yasir Syam Husain di Kendari, Rabu, mengatakan luas kawasan hutan terbakar periode Januari-September 2018 tercatat 8.121 hektare atau meningkat signifikan pada 2019.

"Tahun 2019 jumlah titik kebakaran kawasan hutan di Sultra terus meningkat dan persentasi kenaikannya melonjak jauh dari tahun 2018," kata Yasir.

Periode Januari-September 2019 lokasi kawasan hutan yang paling sering mengalami kebakaran terjadi di Kabupaten Kolaka Timur hingga luasnya mencapai 360.000 hektare.

"Jumlah titik api terbanyak di Kabupaten Bombana tetapi lahan terluas yang mengalami kebakaran terjadi di Kabupaten Kolaka Timur, yakni 360.000 hektare periode Januari-September 2019," ujarnya lagi.

Baca juga: Karhutla, Polda Sultra petakan daerah rawan

Baca juga: Mabes Polri mengusut perusahaan penyerobot hutan di Sultra

Ia memprediksi luas lahan yang mengalami kebakaran seiring kemarau yang berkepanjangan hingga Oktober 2019 masih bertambah.

"Warga masyarakat diharapkan memanfaatkan kawasan hutan sebaik mungkin. Tidak merusak kawasan dan komit menjaga kelestariannya," katanya.

Sebab, melestarikan hutan sebagai habitat flora maupun fauna sama dengan ikut merawat kelangsungan hidup sosial sekitarnya, termasuk manusia.

Ia juga mengajak masyarakat peduli lingkungan, turut memantau lokasi kebakaran hutan melalui aplikasi "Lapan Fire Hotspot" yang bisa diunduh di playstore.

Ada pun sebab-sebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan teridentifikasi akibat pembukaan lahan perkebunan baru dan ulah oknum yang tidak bertanggungjawab.*

Baca juga: Kemarau, masyarakat Sultra diingatkan tidak bakar lahan

Baca juga: BNPB Pusat tekankan pengembalian fungsi hutan di Sultra

Pewarta: Sarjono
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019