Jakarta (ANTARA) - Parade Digdaya Nusantara pada Minggu, malam di Istora Senayan, Jakarta, mengakiri rangkaian Pekan Kebudayaan Nasional yang sudah dilaksanakan pada 7-13 Oktober 2019.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy turut menyaksikan pawai tersebut dengan menggunakan pakaian tradisional masyarakat Papua. Tak hanya pakaiannya saja, wajahnya pun dicat garis-garis putih.

"Parade Digdaya Nusantara merupakan wujud dari ruang bersama Indonesia Bahagia," kata Muhadjir saat melepas pawai tersebut.

Pawai tersebut diikuti 35 kelompok kesenian dari 26 Provinsi, dengan total peserta sekitar 4.233 orang menampilkan pertunjukan kesenian secara kolaboratif sebagai bentuk kekuatan budaya bangsa Indonesia.

Mereka berpawai menampilkan kebudayaannya masing-masing, hanya lewat pakaian tradisional, mereka juga menunjukkannya lewat musik, tarian dan juga kekeayaan alam mereka.

Misalnya saja dari Kalimantan membawa mobil pawai yang dihiasi dengan dedaunan dan boneka orang utan.

Ada juga mobil-mobil pawai yang megah seperti yang di bawa oleh kontingen Jawa Timur. Mobil tersebut bertingkat-tingkat dan setiap tingkatnya diisi oleh pemain musik.

Di depan dihias dengan kepala naga sementara di puncaknya dihias dengan kepala barong. Tak lupa ada lampu sorot di setiap sudut sehingga masyarakat dapat melihat jelas bentuk mo il pawa tersebut.

Tak hanya mobil, sebagian peserta juga menghias dirinya dengan LED, yang membuat suasana pawai semakin meriah, sepintas kita akan merasakan suasana yang sama dengan pawai yang di gelar di Rio de Jainero.

Sepanjang pawai, para pengunjung terlihat antusias untuk sekadar ikut menyaksikan, merekam dan juga bergoyang mengikuti irama musik pawai.

Sebelum pawai, terlebih dahulu di awali dengan pertunjukan tari kolosal di dalam Istora Senayan. Tarian-tarian daerah seperti dari Papua, Sumatera, Sulawesi, dan juga Kalimantan dibawakan oleh anak-anak.

Tak hanya tarian daerah ada juga tari kreasi baru arahan Denny Malik yang mengisi penutupan tersebut.

Pekan Kebudayaan Nasional telah menciptakan ruang inklusi bagi masyarakat untuk menampilkan dan mengapresiasi budaya-budaya lokal. Tak hanya kesenian daerah, acata tersebut juga menampilkan acara musik dari berbagai artis papan atas, pertunjukan oleh maestro, loka karya , seminar serta perlombaan tradisional.

Selama satu minggu, diperkirakan sekitar 165 ribu pengunjung datang ke Pekan Kebudayaan Nasional, rencananya kegiatan serupa akan digelar kembali secara reguler.

Baca juga: Mendikbud Muhadjir Effendy tutup Pekan Kebudayaan Nasional 2019

Baca juga: Taman budaya se-Indonesia meriahkan Pekan Kebudayaan Nasional 2019

 

Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2019