Selama ini, kita tidak sadar data itu dipermainkan Vietnam untuk mempengaruhi harga
Pangkalpinang (ANTARA) - Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman Djohan menyebutkan Indonesia merupakan negara penghasil lada putih terbesar di dunia, sehingga dapat menentukan harga komoditas perkebunan tersebut di pasar global.

"Selama ini Vietnam pandai mempermainkan data lada putih Indonesia khususnya Babel, sehingga mereka bisa mempermainkan harga di pasar dunia," kata Erzaldi Rosman Djohan di Pangkalpinang, Rabu.

Baca juga: Menteri Perdagangan bentuk asosiasi eksportir lada putih

Erzaldi Rosman Djohan yang juga menjabat Presiden Lada Putih Indonesia mengatakan bahwa Indonesia sebenarnya penghasil lada terbesar di dunia dan hal itu telah disampaikan dalam pertemuan forum internasional yang membahas soal rempah-rempah beberapa waktu lalu, dimana hadir sejumlah negara diantaranya Vietnam, Malaysia, India dan negara-negara lainnya, ternyata Vietnam pandai mempermainkan data lada Indonesia, khususnya Babel.

"Selama ini, kita tidak sadar data itu dipermainkan Vietnam untuk mempengaruhi harga. Ketika pasokan berlebihan, itu harga murah. Pasokan sedikit harga mahal," katanya.

Menurut data produksi, lada Babel dalam setahun kurang lebih 30 ribu ton, ditambah lada dari daerah lain di Indonesia kisaran 30 ribu ton. Maka total produksi lada Indonesia dalam setahun produksi lada sekitar 60 ribu ton.

"Tanpa disadari ternyata Vietnam berusaha membuat data itu menjadi naik. Pada saat data itu dinaikkan, maka mereka beli lada kita, mereka campur lada Babel dengan Lada Vietnam," katanya.

Ia menyebutkan lada Babel merupakan lada terbaik di dunia. Kalau dicium harum dan aroma yang beda dari lada lain. Antara Lada Vietnam dan lada Babel, terjadi perbedaan, sekitar empat persen, terutama kepedasannya.

"Selama 25 tahun lalu, masyarakat petani Babel sempat beralih ke tambang, sehingga petani sangat jarang, dan saat itulah Vietnam tadinya belajar dengan Babel, namun saat ini mereka sudah luar biasa. Produktivitas lada Vietnam 3.000 ton per hektar per tahun, sedangkan Indonesia hanya 500 kilogram per hektare per tahun," ujarnya.  

Baca juga: Dubes Rumania bantu pasarkan lada putih dan gaharu di Eropa
Baca juga: Gubernur Babel dorong UMKM ekspor lada putih


 

Pewarta: Aprionis
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019