Solo (ANTARA) - Kepala Polda Jawa Tengah Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel memimpin langsung Shalat Gaib untuk mendoakan dua mahasiswa Kendari yang meninggal dunia, dilaksanakan di Masjid An Nur di Markas Polres Kota Surakarta, Jumat.

Pada acara Shalat Gaib yang diikuti anggora polisi dari Polresta Surakarta bersama sejumlah mahasiswa Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jateng berlangsung usai menjalankan Sholat Asar, untuk mendoakan dua mahasiswa yang telah meninggal dunia di Kendari.

Menurut Kapolda Jateng, sejumlah anggota polisi bersama mahasiswa IMM Jateng melaksanakan Shalat Gaib di Masjid An Nur Mapolresta Surakarta, untuk mendoakan dua mahasiswa yang meninggal dunia di Kendari.

Hal tersebut dilaksanakan, kata dia, merupakan kewajiban umat muslim siapapun yang meninggal, apalagi ada kerabat yang dikenal meninggal dunia. Salah satu bentuk kewajiban bagi orang beragama Islam untuk melaksanakan sholat seperti ini. Sekaligus sebagai bentuk keprihatinan atas tragedi yang terjadi di Kendari.

"Saya selaku Kapolda Jateng yang turut menyampaikan belasungkawa dan duka cita sedalam-dalam atas peristiwa ini. Kami prihatin atas apa yang terjadi tentunya, saya yakin Polri bersama Kapolri akan melaksanakan proses pengungkapan yang sebaik-baiknya," katanya.

Baca juga: Mahasiswa Aceh shalat gaib untuk korban Randy

Kapolri Jumat siang ini, kata dia, sudah menyampaikan kepada seluruh jajaran Kapolda, bahwa tindakan ini, sangat disesalkan dan prihatin. Namun, hal ini, suatu pelajaran buat semuanya. Polri berkomitmen untuk segera bisa mengungkap siapa yang menjadi pelakunya.

Karena, kata dia, hal tersebut jika tidak ada kejelasan akan timbul fitnah, muncul berita-berita yang tidak bisa dipertanggung- jawabkan. Hal ini, menimbulkan tidak kepuasan kepada masyarakat untuk segera diungkap kasus ini.

"Mari kita semuanya berdoa mudah-mudahan tim yang sudah ditunjuk oleh Kapolri bisa segera mengungkap kasus ini, dan membawa pelaku untuk diproses secara hukum dengan seadil-adilnya," katanya.

Kapolda mengatakan untuk mengantisipasi wilayah di Jateng atas kejadian di Kendari, pihaknya akan memperketat pemeriksaan kepada petugas polisi yang ditugaskan di lapangan. Meskipun, polisi bertugas sesuai SOP, dan pemeriksaan sudah dilakukan tidak ada yang membawa senjata api.

Bahkan, polisi yang mengamankan aksi di lapangan peluru karet saja tidak membawa, apalagi peluru tajam. Namun, ada orang saja yang mengganggu stabilitas keamanan seperti ini. Dan, di Jateng dilaksanakan seketat mungkin, disamping pimpinan langsung, juga menurunkan petugas Provos. Petugas yang turun di aksi tidak ada satupun yang membawa senjata api. 

Baca juga: Zulkifli: pimpinan dan anggota MPR menyatakan duka cita
Baca juga: Unjuk rasa di DPRD Sultra, seorang mahasiswa meninggal dunia


 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019