Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Nadjamuddin Ramly mengemukakan almarhum Profesor Doktor Bacharuddin Jusuf Habibie merupakan sosok presiden yang hanya tidur empat jam semalam.

“Beliau dengan sungguh-sungguh melaksanakan tugas kepresidenan dan sering mengatakan hanya tidur empat jam semalam, karena memikirkan dan melakukan pemulihan terhadap buruknya perekonomian Bangsa Indonesia di awal Beliau menjabat,” kata Najamuddin dihubungi di Jakarta, Rabu.

Sosok Presiden Ke-3 RI itu dinilai mampu menstabilkan ekonomi bangsa. Kala itu nilai tukar rupiah hampir mencapai Rp20.00 per dolar, mampu diturunkan pada angka Rp5.500 per dolar.

Baca juga: Habibie wafat pukul 18.05 WIB
Baca juga: Habibie, jenius pembuat pesawat itu telah pergi
Baca juga: Habibie Wafat - Zulkifli Hasan punya banyak pengalaman berkesan


BJ Habibie merupakan sosok yang demokrat yang mampu memberikan perubahan besar terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Ketenangan Beliau sebagai Bapak Bangsa dan sesepuh bangsa perlu ditiru, antara kata dan perbuatan sama. Walaupun beliau memiliki harta berlimpah, namun kehidupannya sangat sederhana,” kata Nadjamuddin.

Nadjamuddin menyatakan tidak hanya MUI dan umat islam yang merasa kehilangan sosok tersebut, tetapi seluruh rakyat Indonesia. Masyarakat kehilangan atas kepergian bapak demokrasi yang memiliki warisan dalam pembinaan umat Islam dan ekonomi Islam.

Nadjamuddin mengatakan MUI turut berduka cita. "Semoga Allah SWT mengampuni dan memaafkan dosa-dosa Beliau, memberikan rahmat dan kesejahteraan serta memperoleh husnul khatimah, dilapangkan kuburnya dan ditempatkan di surga," katanya.

BJ Habibie meninggal dunia dalam usia 83 tahun pada Rabu pukul 18.05 di RSPAD Gatot Subroto di Jakarta. 

Menurut putranya, Thareq Kemal Habibie, Habibie yang lahir di Parepare, Sulawesi Selatan, pada 25 Juni 1936 berpulang karena faktor usia.
Baca juga: Habibie wafat, Anies: insan pers berhutang budi pada Habibie
Baca juga: Habibie wafat - Pemerintah serukan Hari Berkabung Nasional
Baca juga: Muhammadiyah: Habibie pemadu imtak dan iptek Indonesia modern


Pewarta: Fauzi
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2019