Mataram (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat menegaskan berbagai program yang saat ini dijalankan di bawah kepemimpinan H. Zulkieflimansyah dan Hj. Sitti Rohmi Djalilah merupakan kelanjutan dari hal-hal baik yang ditorehkan para pemimpin NTB sebelumnya, termasuk Tuan Guru Bajang (TGB).

Kepala Biro Humas dan Protokoler Setda NTB, Najamuddin Amy di Mataram, Jumat, menyatakan sejarah pembangunan NTB adalah sejarah yang tak mungkin dipisahkan antara satu kepemimpinan dengan kepemimpinan sebelumnya.

Baca juga: Demokrat menyayangkan Gubernur NTB tak lanjutkan ikhtiar TGB

Baca juga: PDIP akan laporkan persoalan APBD NTB ke Kemendagri


"Setiap pemimpin, pasti akan melanjutkan hal baik dari pemimpin sebelumnya. Lalu, menambahkan ide-ide baru yang sesuai dengan tantangan dan semangat zamannya," ujar Najamuddin.

Ia menyampaikan, kalaupun ada karakteristik pelaksanaan program yang terlihat berbeda antara satu pemimpin dengan pemimpin lainnya, bukan berarti itu dianggap sebagai keterputusan pembangunan.

Najamuddin mencontohkan, salah satu program unggulan Pemprov NTB di era TGH Muhammad Zainul Majdi atau TGB, yaitu Pijar (sapi, jagung dan rumput laut). Program ini telah berhasil mendongkrak produktivitas tiga komoditas asli NTB tersebut. Setelah produktivitas meningkat, upaya berikutnya adalah memberikan nilai tambah terhadap komoditas-komoditas unggulan tersebut.

"Inilah yang disebut dengan industrialisasi," tegasnya.

Baca juga: Penerima beasiswa NTB di Korea Selatan terlantar dibantah pemerintah

Salah satu contoh, industri yang akan mengolah jagung menjadi komoditas bernilai tambah, yaitu pakan ternak. Dengan adanya pasokan pakan ternak berkualitas, peternak di NTB akan punya sapi yang lebih gemuk dan sehat. Demikian juga di sektor perikanan.

"Apa ini nggak melanjutkan Pijar. Melanjutkan Pijar kan namanya, tidak harus Pijar lanjutan," ucap Najamuddin.

Contoh lain adalah kelanjutan pembangunan sektor pariwisata. Upaya melanjutkan pembangunan pariwisata tidak melulu harus dilakukan dengan menambah anggaran pariwisata. Pendekatan untuk meyakinkan maskapai penerbangan membuka jalur penerbangan langsung dari dan menuju NTB juga bisa bermanfaat nyata bagi NTB.

Selama setahun terakhir, Pemprov NTB telah berhasil meyakinkan sejumlah maskapai penerbangan untuk membuka penerbangan langsung ke NTB. Misalnya, Maskapai AirAsia yang baru saja membuka penerbangan langsung dari Perth ke Lombok pulang pergi. AirAsia juga telah membuka penerbangan langsung dari Kuala Lumpur ke Lombok pulang pergi.

Sejauh ini, terbukanya jalur penerbangan baru ini sukses menghasilkan peningkatan kunjungan wisatawan ke NTB. Capaian ini juga didorong dengan perbaikan infrastruktur dan fasilitas di daerah sendiri.

Baca juga: Pemprov NTB sebut tahapan RAPBD 2020 sudah sesuai prosedur

"Membangun dermaga, memperbaiki jalan dan berbagai infrastruktur lainnya juga dalam rangka untuk memajukan pariwisata," katannya.

Upaya meningkatkan kebersihan daerah melalui program zero waste pun tak terpisahkan dari pembangunan sektor pariwisata NTB.

"Zero waste itu ujung-ujungnya akan berkontribusi terhadap pariwisata juga," tegasnya.

Najamuddin melanjutkan prioritas kebijakan sektor pariwisata tidak bisa disederhanakan hanya dengan melihat besar kecilnya anggaran di lembaga yang menangani sektor tersebut. Yang jelas, Pemprov NTB masih percaya bahwa sektor pariwisata adalah salah satu sektor andalan yang bisa menyerap tenaga kerja dan menekan angka kemiskinan.

"Dan semua yang kami jalankan saat ini adalah semata-mata kelanjutan dari ikhtiar semua pemimpin NTB sebelumnya," katanya.

Sebelumnya, Partai Demokrat menyayangkan sikap Gubernur NTB, H. Zulkieflimansyah dan wakilnya Hj. Sitti Rohmi Djalilah yang tak melanjutkan program-program keberhasilan yang pernah dicetuskan TGB seperti yang sering disampaikan saat masa kampanye Pilkada 2018.

"Ingat ikhtiar TGB. Yang dianggap bagus bisa diteruskan," ujar Ketua Fraksi Partai Demokrat DPRD NTB HMS Kasdiono.

Kasdiono mengungkapkan, dalam postur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) NTB tahun 2020 saja, tak satu pun program yang dulunya dicetuskan dan dinilai berhasil hingga mendapat pengakuan pemerintah pusat pada 10 tahun kepemimpinan TGB, diprogramkan Gubernur NTB Zulkieflimansyah dan wakilnya Sitti Rohmi Djalilah.

Ia mencontohkan, beberapa program yang tidak dilanjutkan dan tidak menjadi fokus utama di era Zulkieflimansyah dan Sitti Rohmi Djalilah, antara lain program Bumi Sejuta Sapi (BSS), program Pijar  (sapi, jagung dan rumput laut), program peningkatan kunjungan wisatawan, pariwisata halal dan beberapa program unggulan lainnya.

Di dalam postur APBD NTB tahun 2020, Pemprov NTB sendiri mengalokasikan anggaran 41 persen atau Rp912,38 miliar dari anggaran belanja langsung untuk lima program prioritas.

Kelima program unggulan yang akan menerima dana Rp912,38 miliar itu antara lain program unggulan melawan kemiskinan dari desa yang dialokasikan sebesar Rp361 miliar. Selanjutnya, program unggulan infrastruktur sebesar Rp442,67 miliar. Program unggulan industrialisasi yang dialokasikan sebesar Rp197,76 miliar. Program unggulan revitalisasi posyandu dan stunting dialokasikan sebesar Rp77,14 miliar dan program unggulan zero waste (bebas sampah) yang dialokasikan sebesar Rp31,40 miliar.

"Jadi, kami hanya mengingatkan, karena saat kampanye gubernur dan wakil gubernur selalu mengusung tagline lanjutkan ikhtiar TGB. Jadi apa yang menjadi program TGB bagus, ya mohon diperhatikanlah," ucap Kasdiono.

Baca juga: Pemprov NTB tegaskan kebijakan penanganan gempa tetap dilakukan


 

Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Eddy K Sinoel
Copyright © ANTARA 2019