kami khawatir dengan keselamatan anak-anak
Timika (ANTARA) - Hampir seluruh sekolah, pertokoan dan kantor-kantor instansi pemerintah maupun swasta di Kota Timika meliburkan siswa dan memilih menutup usahanya saat berlangsung demonstrasi warga Papua, Rabu.

Yuliana, seorang warga Jalan Budi Utomo Timika, mengatakan siswa sekolah Yayasan Tabita Sion dipulangkan lebih awal oleh pihak sekolah lantaran khawatir dengan adanya aksi demonstrasi warga Papua.

"Sekolah meminta orang tua jemput anak karena takut ada demo warga Papua, apalagi sekolah letaknya dekat dengan titik kumpul massa di Timika Indah," katanya.

Kondisi serupa juga terjadi di SMPN 2 Mimika. Sekitar pukul 09.00 WIT, pihak sekolah memerintahkan para siswa kembali ke rumah masing-masing lantaran situasi kamtibmas di Kota Timika cukup rawan dengan adanya aksi demonstrasi warga Papua.

Sejumlah sekolah belum memutuskan kapan aktivitas belajar-mengajar kembali berlangsung lantaran masih khawatir situasi kamtibmas di Kota Timika belum benar-benar pulih.

"Kami belum memutuskan apakah esok (Kamis) atau hari Jumat baru sekolah dibuka kembali karena situasi di Timika belum benar-benar aman. Kami khawatir dengan keselamatan anak-anak," tutur salah seorang guru di Sekolah Batu Karang Timika.

Sebagaimana sekolah-sekolah, hampir seluruh pertokoan dan berbagai tempat usaha di Kota Timika serta kantor-kantor instansi pemerintah maupun swasta memilih menutup usaha dan kegiatan mereka pada Rabu siang hingga malam.

Salah satu kompleks pertokoan yang ditutup yaitu Diana Supermarket yang berlokasi di Jalan Budi Utomo Timika.

Saat berlangsung demonstrasi warga Papua di halaman Kantor DPRD Mimika, tampak sejumlah pelajar masih mengenakan seragam SLTA dan SLTP ikut bergabung bersama massa menyuarakan aspirasi mengutuk tindakan rasisme dan persekusi terhadap mahasiswa Papua yang tengah menimba ilmu di Surabaya, Malang dan Semarang.

Tidak hanya pelajar SLTP dan SLTA, kegiatan unjuk rasa warga Papua itu bahkan juga diikuti oleh sejumlah anak-anak dan beberapa lagi merupakan Aparatur Sipil Negara/ASN yang bekerja di lingkungan Pemkab Mimika.

Selain mengecam tindakan rasisme dan persekusi terhadap mahasiswa Papua di beberapa kota di Pulau Jawa, warga Papua dalam orasinya menggelorakan semangat untuk memisahkan diri dari Negara Kesatuan Republik Indonesia/NKRI melalui referendum.

Demonstrasi yang awalnya berlangsung damai, pada akhirnya berakhir ricuh dan anarkis setelah massa melempari fasilitas Kantor DPRD Mimika dan aparat TNI-Polri dengan batu.

Massa kemudian lari kocar-kacir dan membubarkan diri setelah aparat merespon dengan mengeluarkan tembakan peringatan dan tembakan gas air mata.

Massa merusak sejumlah kendaraan di sekitar Hotel Grand Mozza di Jalan Cenderawasih SP2 dan membakar tumpukan kayu serta ban bekas serta alat berat yang tengah mengerjakan pelebaran Jalan Cenderawasih SP2.

Baca juga: Mahasiswa Papua di Makassar serukan semangat persaudaraan
Baca juga: Ketua DPR minta seluruh pihak di Papua menahan diri
Baca juga: TNI siapkan pasukan cadangan pulihkan kamtibmas Kota Timika

Pewarta: Evarianus Supar
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2019