Sarjana Kelautan dan Perikanan diharapkan mampu melihat potensi dan peluang serta siap menghadapi tantangan pembangunan sektor kelautan dan perikanan
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Kelautan dan Perikanan menyatakan, bibit SDM unggul yang dicetak oleh Sekolah Tinggi Perikanan (STP) harus siap dalam menghadapi perubahan seiring dengan pencanangan Industri 4.0 yang telah digaungkan pemerintah.

"Sarjana Kelautan dan Perikanan diharapkan mampu melihat potensi dan peluang serta siap menghadapi tantangan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Kontribusi dan profesionalisme lulusan untuk mengelola kekayaan sumberdaya perikanan Indonesia mutlak diperlukan dalam menghadapi era revolusi industri 4.0," kata Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP, Slamet Soebjakto, dalam siaran pers di Jakarta, Minggu.

Slamet Soebjakto mengemukakan hal tersebut saat memberikan pembekalan kepada wisudawan Sekolah Tinggi Perikanan Jakarta, 16 Agustus 2019.

Baca juga: KKP ajak pelaku usaha sektor perikanan manfaatkan data riset

Ia mengemukakan, hal ini sejalan dengan prioritas Presiden Joko Widodo melalui kabinet Indonesia Kerja jilid 2 untuk mencetak SDM unggul dan perwujudan semangat peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia yang ke-74 untuk menuju Indonesia maju.

"Kegiatan perikanan akan selamanya menjadi kegiatan strategis karena merupakan komponen penopang ketahanan pangan dan pertumbuhan ekonomi. Selain itu, kecenderungan penduduk dunia yang akan lebih banyak mengkonsumsi protein daripada karbohidrat turut mendongkrak kebutuhan dunia akan ikan," kata Slamet.

Perguruan tinggi sebagai basis ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) dan tempat berkumpulnya kaum intelektual, lanjutnya, diharapkan dapat berperan langsung dalam memberikan kontribusi bagi kemajuan pembangunan perikanan nasional.

Selain itu, ujar dia, tantangan dalam pemanfaatan sumberdaya alam akan semakin besar di tengah fenomena perubahan iklim dan lingkungan, solusinya adalah dengan mendorong pengembangan IPTEK yang sejalan dengan perkembangan dan tantangan yang ada.

"Penerapan IPTEK seperti penggunaan autofeeder atau platform digital bidang investasi perikanan merupakan contoh nyata pemanfaatan teknologi informasi yang telah diadopsi sektor perikanan budidaya dalam upaya masuk ke era digitalisasi," kata Dirjen Perikanan Budidaya KKP.

Menurut dia, KKP sangat konsen dalam menggarap ekonomi kelautan melalui optimalisasi sektor perikanan dan menjadikannya sebagai tumpuan pembangunan ekonomi nasional.

Berdasarkan data KKP, hingga semester I tahun 2019 PDB sektor kelautan dan perikanan tercatat senilai Rp62,31 triliun atau naik 0.94 persen dibanding tahun 2018 yang sebesar Rp58,97 triliun.

Kinerja ekspor komoditas perikanan juga mengalami kenaikan sebesar 24.29 persen dari Rp32,64 triliun pada semester I tahun 2018 menjadi Rp40,57 triliun pada semester I 2019.

Beberapa produk ekspor unggulan seperti udang, rumput laut, rajungan, kakap dan kerapu merupakan komoditas yang telah berhasil dibudidayakan oleh KKP.

"Dalam rangka diversifikasi pasar KKP juga mendorong dibukanya pasar baru, salah satunya dengan mulai mengekspor ikan patin ke Arab Saudi tahun ini. Hal ini sejalan dengan salah satu aspek utama pembangunan perikanan budidaya yakni pengembangan komoditas yang berorientasi pada permintaan pasar. Kami harapkan ekspor komoditas itu dapat menjadi produk ekspor unggulan baru perikanan," jelasnya.

Ia menegaskan, untuk mendukung langkah KKP tersebut, dibutuhkan sumber daya manusia yang kompeten, berdaya saing serta berkeinginan untuk membangun perikanan Indonesia sedangkan perguruan tinggi dinilai memiliki asset sumberdaya dan IPTEK yang merupakan kekuatan besar untuk dapat berperan secara aktif membangun perikanan nasional tersebut.

Baca juga: KKP targetkan perjanjian kapal laut capai 50 ribu orang
Baca juga: KKP ingatkan regulasi HAM pada usaha perikanan

Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2019