Tidak hanya terefleksi di Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tapi juga di dunia nyata.
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif The Indonesian Institute (TII) Adinda Tenriangke Muchtar mengatakan Indonesia pada dasarnya sudah menjadi rumah yang memayungi keberagaman.

"Tidak hanya terefleksi di Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika tapi juga di dunia nyata," kata Adinda saat dihubungi dari Jakarta, Jumat, menanggapi Pidato Kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang menyebut Indonesia rumah besar nyaman bagi seluruh anak bangsa.

Dia juga bersyukur di Indonesia masih ada yang sangat peduli dengan persatuan dan kebhinnekaan.

Adinda mencontohkan kepedulian itu seperti adanya pihak yang mengadakan gerakan Selasa Berkebaya atau gerakan masyarakat yang pro keberagaman, kebebasan serta HAM.

Baca juga: Medsos pengaruhi kehidupan keberagaman

Di sisi lain, kata dia, beberapa waktu belakangan ini harus diakui Indonesia menjadi kurang nyaman bagi masyarakatnya yang beragam.

"Adanya kelompok yang semakin gencar memanfaatkan politik identitas, khususnya terkait agama, telah menantang pemahaman dan komitmen kita untuk keberagaman dan persatuan kita," katanya.

Pergesekan, kata Adinda, kerap terjadi atas nama agama yang membuat Indonesia menjadi terkotak-kotak dan eksklusif serta diskriminatif terhadap orang-orang yang berbeda.*

Baca juga: DPR apresiasi rekonsiliasi Jokowi dan Prabowo pascapemilu

Baca juga: Jokowi: Belanja negara benahi kualitas SDM jawab tantangan demografi


 

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2019