Tabloid Jokowi "Capres Boneka" Beredar di Masjid-Masjid

id Tabloid Jokowi "Capres Boneka" Beredar di Masjid-Masjid

Pamekasan, (Antara) - Tabloid yang berisi pemberitaan calon presiden Joko Widodo (Jokowi) sebagai "Capres Boneka" akhir-akhir ini banyak beredar di sejumlah masjid di Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur. Salah satunya seperti di masjid Nurul Iman di Kelurahan Lawangan Daja, Kecamatan Pademawu, Pamekasan. Ketua Takmir Masjid Nurul Iman, Sukma Umbara Tirta Firdaus, Senin menjelaskan, tidak mengetahui siapa yang menaruh tabloid tentang Jokowi itu di masjidnya. "Tabloid itu mungkin ditaruh di malam hari, sebab tadi pagi sudah banyak jamaah yang membacanya," kata Sukma. Tabloid bernama Obor Rakyat yang memberitakan tentang Capres Jokowi dan partai yang mengusungnya itu, yakni Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) terkait hal-hal yang bernuansa Sara. Antara lain "Jokowi Capres Boneka", "184 Caleg Non-Muslim PDI-P untuk kursi DPR RI", "Capres Boneka Suka Ingkar Janji" dan "Disandera Cukong dan Misionaris". Ada juga berita yang berjudul "Dari Solo sampai Jakarta De Islamisasi ala Jokowi", serta berita tentang "Cukong-cukong di Belakang Jokowi". Semua jenis berita yang disajikan tabloid Obor Rakyat yang mencantumkan alamat redaksi di Jalan Pisangan Timur Raya IX, Jakarta Timur, merupakan sisi negatif capres Jokowi. "Dari pulusan ini berita ini, tidak ada yang memberitakan sisi positifnya," tutur Sukma, menjelaskan. Pria yang juga mantan aktivis Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Yokyakarta ini lebih lanjut menduga, tabloid itu kemungkinan memang sengaja dicetak untuk kepentingan sesaat, sebab sebelumnya di Kabupaten Pamekasan tidak pernah beredar tabloid yang bernama "Obor Rakyat". Berita jenis lain yang juga disajikan dalam tabloid itu, adalah wawancara Ketua MUI Kholil Ridwan. Wawancara tersebut diberi judul "Jokowi Selalu Mewariskan Jabatan ke Non-Muslim". Penyajian berita dalam tabloid itu tidak berimbang dan tidak ada konfirmasi, baik dari Jokowi secara langsung maupun dari tim suksesnya. Direktur Forum Kajian Kebijakan Publik (FKKP) Pamekasan Muid Syakrani menilai, tabloid itu sengaja diterbitkan untuk kampanye hitam dengan sasaran para tokoh masyarakat dan tokoh ulama yang ada di Pamekasan. "Tapi kita tidak tahu yang membuat itu siapa. Bisa saja tim Jokowi sendiri atau tim Prabowo atau pihak-pihak lain yang menginginkan adanya reaksi massa dengan target kepentingan politik tertentu. Namanya juga politik, jadi segala cara akan dilakukan untuk mencapai kemenangan," ucap Muid. Namun demikian, terlepas dari adanya kepentingan politik itu, pihaknya meminta agar polisi bisa mengusut kasus itu. Sebab cara-cara "hitam" dalam berkampanye seperti itu, merupakan cara-cara yang tidak baik, dan tidak memberikan pendidikan politik yang berarti kepada masyarakat. (*/jno)