Air Minum-Sanitasi Ditargetkan Tuntas 2019

id Air Minum-Sanitasi Ditargetkan Tuntas 2019

Jakarta, (Antara) - Kementerian Pekerjaan Umum menargetkan pencapaian akses air minum dan sanitasi tuntas sebesar 100 persen pada akhir 2019. "Jadi akhir 2019, kami bertekad persentase akses air minum aman dan sanitasi 100 persen," kata Dirjen Cipta Karya Kementerian PU Imam S. Ernawi kepada pers di Jakarta, Selasa. Hal itu dijelaskan terkait dengan rencana pertemuan awal untuk air minum dan penyehatan lingkungan "Stakeholder's Forum" 21-23 Mei, di Surabaya, Jawa Timur. Menurut Imam, sesuai data BPS pada 2013, akses air minum aman sudah 67,73 persen (sasaran MDGs 2015 sebesar 68,87 persen) dan akses sanitasi 59,71 persen (sasaran MDGs 2015 sebesar 62,41 persen). Oleh karena itu, tegasnya, dengan adanya target itu, maka tantangannya adalah kurang lebih enam tahun ke depan, harus ada tambahan 32 persen untuk air minum dan 40 persen sanitasi. Untuk mencapai target itu, kata Imam, diperlukan dukungan pendanaan, penguatan kelembagaan, keberlanjutan penyediaan air baku, peran swasta dan masyarakat serta inovasi teknologi. "Pendanaannya, kita perkirakan perlu pendanaan Rp270 triliun untuk sanitasi dan Rp380 triliun untuk air minum," katanya. Imam mengakui, dana sebesar itu tentu memerlukan partisipasi pihak lain seperti swasta dan APBD setempat serta PDAM. "Untuk sanitasi, anggaran APBN hanya sekitar 40 persen, sedangkan air minum 60 persen APBN, sisanya pihak lain," kata Imam. Imam menegaskan, tentu dukungan pihak lain itu antara lain, seluruh PDAM di Indonesia harus sehat atau jauh lebih baik dari kondisi saat ini. "Dari total PDAM yang ada, hingga saat ini masih sekitar 157 yang kurang sehat dan sakit, sedangkan sisanya sekitar 171 PDAM sehat," katanya. Umumnya, tambahnya, PDAM sakit dan kurang sehat antara lain disebabkan oleh tarif yang masih di bawah harga pokok penjualan (HPP). "Rata-rata harga jualnya Rp1000 per meter kubik di bawah HPP," kata Imam. Direktur Pengembangan Air Minum, Kementerian Pekerjaan Umum, Danny Soetjiono menyebutkan, sejumlah program telah disiapkan untuk enam tahun ke depan. Program-program itu adalah, penguatan layanan air minum pada Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), pembangunan instalasi air di daerah yang belum punya sistem dan pembangunan air minum dan sanitasi pedesaan. Selain itu, pengembangan sistem air minum regional dan program hemat air, khususnya di pulau pulau terpencil. (*/jno)