Tiga Warga Pekanbaru Negatif MERS-CoV

id Tiga Warga Pekanbaru Negatif MERS-CoV

Pekanbaru, (Antara) - Sebanyak tiga orang warga Kota Pekanbaru, Riau, dinyatakan negatif dari virus MERS-CoV (Middle East Respirotary Syndrome Corona Virus) dan diizinkan untuk meninggalkan rumah sakit. "Iya, semuanya negatif dan boleh pulang," kata Ketua Tim Dokter Penanganan MERS-CoV Riau, Dokter Azizman Saad, kepada wartawan di Pekanbaru, Minggu. Ia mengatakan, hasil uji sampel lendir (Swap) dan darah pasien di laboratorium Balitbang Kementerian Kesehatan menyatakan ketiga pasien tersebut negatif penyakit yang mematikan tersebut. Selain itu, ia mengatakan kondisi ketiganya juga normal setelah sempat dirawat khusus di ruang isolasi. Menurut dia, semua pasien juga sudah diizinkan untuk pulang pada akhir pekan lalu. "Hasil negaatif ini melegakan kita semua," kata dokter spesialis paru itu. Sebelumnya, Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan tiga warga Pekanbaru yakni Z (65), MS (48) dan AT (42) menjadi terduga terjangkit virus dari Timur Tengah itu karena mengalami sejumlah gejala mirip MERS-CoV usai pulang dari ibadah Umroh pada awal Mei lalu. Azizman mengatakan ketiga sempat mengalami demam tinggi hingga sekitar 38 derajat Celcius serta mengalami sesak nafas. Pasien AT sempat dirawat khusus di ruang isolasi RS Awal Bros Pekanbaru, sedangkan Z dan MS di ruang isolasi RSUD Arifin Achmad. Azizman mengatakan selama perawatan ketiga menunjukan kondisi yang terus membaik. Salah satu pasien, yakni Z mengalami sesak nafas karena memang memiliki riwayat penyakit paru kronis sebelum berangkat Umroh. "Pasien hanya demam dan flu biasa, tidak MERS," ujarnya. Kepala Dinas Kesehatan Riau Zainal Arifin sempat mengatakan tindakan pemerintah untuk mengisolasi ketiga warga yang sempat dinyatakan sebagai terduga MERS-CoV adalah tindakan prosedur preventif. Pemerintah dikatakannya harus melakukan tindakan pencegahan ketimbang harus menanggulangi ketika sudah terlambat untuk mengantisipasi penyakit mematikan itu. "Masyarakat Riau tidak perlu panik," ujarnya. Ia mengatakan upaya pencegahan selain dengan sosialisasi adalah dengan mengaktifkan pemeriksaan kesehatan berupa pemindaian suhu tubuh di pintu masuk seperti pelabuhan dan Bandara. Hanya saja, upaya tersebut sedikit terkendala karena alat pemindai suhu (termoscanner) milik Kantor Kesehatan Pelabuhan Klas II Pekanbaru di Bandara Sultan Syarif Kasim II dalam kondisi rusak. (*/WIJ)