Peresmian "Rumah Menyusui" Awali Kampanye Peduli Ibu

id Peresmian "Rumah Menyusui" Awali Kampanye Peduli Ibu

Peresmian "Rumah Menyusui" Awali Kampanye Peduli Ibu

Ilustrasi menyusui. (Antara)

Jakarta, (Antara) - Peresmian "Rumah Menyusui" di Rumah Sehat Ibu dan Anak Budi Kemuliaan, Jakarta, Senin, menjadi awal kegiatan Kampanye Peduli Kesehatan Ibu oleh Kementerian Kesehatan. Kampanye tersebut akan berjalan selama sembilan bulan dimulai 21 April pada Hari Kartini hingga 22 Desember pada Hari Ibu. Peresmian Rumah Menyusui yang berdiri bekerja sama dengan Sentra Laktasi Indonesia (Selasi) dilakukan Dirjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan Anung Sugihantono yang mengatakan bahwa secara nasional akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu cenderung semakin membaik seperti ditunjukkan oleh hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 dan 2013. "Dari Kementerian Kesehatan, kita sudah melakukan berbagai hal. Kita menggunakan pendekatan siklus hidup, intervensi yang dilakukan tidak hanya di hilir tapi juga di hulu melalui berbagai program yang ada," ujar Anung. Intervensi itu disebut Anung dimulai dari hulu uakni dari program kesehatan sekolah hingga kesehatan reproduksi remaja dan juga program tentang pelayanan antenatal care, persalinan dan pelayanan kepada bayi. "Nah, selain itu juga ada variabel lain yang kita lakukan intervensi seperti perluasan akses layanan kesehatan dan peningkatan mutu pelayanan," ujar Anung. Beberapa hal yang dilakukan Kementerian Kesehatan adalah memperbanyak tenaga kesehatan di daerah-daerah terpencil hingga melengkapi sarana dan prasarana di fasilitas kesehatan dasar maupun lanjutan serta penyediaan obat dalam satu kesatuan sistem layanan. Riskesdas mencatat cakupan ibu hamil yang memperoleh pelayanan antenatal telah meningkat dari 92,7 persen pada tahun 2010 menjadi 95,2 persen pada tahun 2013. Cakupan persalinan yang ditolong tenaga kesehatan juga meningkat dari 79 persen pada tahun 2010 menjadi 86,9 persen pada tahun 2013. Selain itu, hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) juga menunjukkan bahwa angka kematian bayi menurun dari 68 per 1.000 kelahiran hidup pada 1991 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup pada 2012 namun angka tersebut masih jauh dari target MDG 4 pada 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia juga masih tinggi yaitu 359 per 100.000 kelahiran hidup padahal target MDG 5 Indonesia pada 2015 sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup. "Pencapaian MDG 4 dan MDG 5 ini tidak mungkin terwujud jika dilakukan sendiri oleh Kementerian Kesehatan tanpa didukung oleh pihak lain khususnya rumah sakit yang mengutamakan kesehatan ibu dan anak," ujar Anung. Sementara itu, Kampanye Peduli Kesehatan Ibu yang diinisiasi oleh Kementerian Kesehatan, BKKBN dan Menko Kesra serta lembaga swadaya masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Kesehatan Ibu dan Anak akan diresmikan oleh Menteri Kesehatan pada tanggal 28 April. Kampanye yang akan berlangsung selama sembilan bulan itu akan memanfaatkan momen hari-hari penting terkait kesehatan ibu dan disebarluaskan melalui sosial media menggunakan penanda #SayangIbu. (*/jno)