MAM: Kekayaan Rumah Tangga Sumber Pendapatan Pensiunan

id MAM: Kekayaan Rumah Tangga Sumber Pendapatan Pensiunan

Jakarta, (Antara) - Presiden Direktur PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Legowo Kusumonegoro mengatakan hasil riset perusahaannya mengungkapkan kekayaan rumah tangga dapat menjadi sumber pendapatan bagi para pensiunan untuk dimanfaatkan secara lebih efisien. "Kekayaan rumah tangga itu penting, lalu mau digunakan seperti apa tergantung masing-masing orang. Maka harus bijak apakah nilai daya belinya positif atau tidak," kata Legowo dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa. Ia mengatakan masyarakat Indonesia sebagian besar menyimpan kekayaan rumah tangganya di deposito perbankan yang memberikan imbal hasil yang kecil atau bahkan kehilangan daya belinya karena inflasi. MAM, menurut dia menyarankan agar sebagian dari aset itu dialokasikan ke dalam investasi yang lebih produktif. "Deposito tingkat 'return' paling tinggi sehingga harus bijak agar kemampuan daya beli kita menurun," ujarnya. Ia menjelaskan dalam survei itu mengidentifikasi lima komponen utama dari keamanan pendapatan di masa pensiun, yaitu gaji dan upah, jaminan sosial dari pemerintah, manfaat pensiun, dukungan keluarga, dan kekayaan rumah tangga. Menurut dia, untuk "dukungan keluarga" tidak bisa andalkan para pensiun, dan gaji yang didapatkan tidak sesuai harapan. "Pensiunan harus diingatkan agar mencari alternatif investasi yang optimal sehingga tidak kalah (nilai investasinya) dengan inflasi," tegasnya. Legowo mengatakan investasi yang lebih produktif menjadi tantangan bagi masyarakat Indonesia. Hal itu menurut dia sesuai dengan survei Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tercatat sebagian besar responden di Indonesia memiliki pengetahuan yang minim tentang produk dan jasa keuangan. "Kami melayani para investor melalui enam 'Point of Sales and Services (POSS) di lima kota di seluruh Indonesia dan juga bekerja sama dengan 14 bank agen penjual efek reksa dana (APERD)," katanya. Direktur Pengembangan Bisnis PT Manulife Aset Manajemen Indonesia Putut E. Andanawarih dalam kesempatan itu menjelaskan dari riset itu dapat diambil pelajaran untuk negara berkembang di Asia menggunakan tingkat kekayaan rumah tangga sebagai pondasi meningkatkan keamanan pendapat di masa pensiun. Menurut dia, di negara berkembang itu, seperti Indonesia, Malaysia, dan Filipina dapat mulai diperkenalkan investasi terhadap kekayaan yang dimiliki para pensiun tersebut. "Selain itu dapat dengan menjaga jumlah angkatan kerja usia lanjut sejalan dengan kenaikan pendapatan dan kekayaan rumah tangga," katanya. Sementara itu untuk negara Tiongkok menurut dia, mempertimbangkan untuk menaikkan jumlah pekerja usia lanjut. Ia mengatakan untuk negara maju seperti Jepang, menjadi negara tertua dari delapan negara di Asia sehingga pemerintah bisa mendorong jumlah pekerja perempuan di segala usia. "Singapura menjadi negara dengan pertambahan jumlah penduduk usia lanjut yang paling cepat, pemerintah bisa terus mendorong jumlah pekerja usia lanjut," ujarnya. Menurut dia untuk Hong Kong dan Taiwan, mempertimbangkan kenaikan gaji dan upah sebagai kontribusi terhadap keamanan pendapatan di masa pensiun dan sebagai cara untuk mengurangi fiskal. (*/jno)