Sesditjen: MAN Perlu Perhatikan Penghafal Al-Quran

id Sesditjen: MAN Perlu Perhatikan Penghafal Al-Quran

Jakarta, (Antara) - Sekretaris Ditjen Pendidikan Agama Islam Kamaruddin Amin berharap para tenaga pendidik di madrasah aliyah dapat memberi perhatian kepada siswa yang berminat untuk menghafal Al-Quran, dengan cara memberi dukungan baik dari tempat belajar maupun bea siswa untuk kelanjutan belajar siswa bersangkutan. Harapan tersebut disampaikan ketika Kamaruddin Amin meninjau pelaksanaan Ujian Nasional (UN) di Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 3 Rawasari, Jakarta, Senin pagi. Di sela kunjungannya itu, Kamaruddin Amin menyempatkan diri melihat ruangan bagi siswa yang berminat untuk menghafal Al Quran. Ia nampak prihatin di ruang tersebut selain kecil juga tak dilengkapi AC. Di situ hanya terpasang kipas angin dan pendukung lainnya ala kadarnya. "Baiknya, ruang bagi penghafal Al Quran diberi AC,sehingga, siswa yang berminat untuk menghafal merasa lebih nyaman," katanya. Ia mengingatkan bahwa dewasa ini Kementerian Agama (Kemenag) memperhatikan siswa penghafal Al-Quran. Ciri madrasah memang yang harus menonjol adalah pelajaran agama, dalam hal ini Al Quran selain harus mempelajari Bahasa Arab dan Inggeris. Di MAN 3, seperti disampaikan Kepala Sekolah bersangkutan, Barkat Guna Harahap, siswa lebih banyak mempelajari Bahasa Inggeris. Bahasa Arab belum terlalu banyak diminati siswa. Kamaruddin Amin mengingatkan pesan Menteri Agama Suryadharma Ali saat mendeklarasikan MadrasahTahfidz Al-Quran di Gedung Amongraga Yogyakarta, Minggu (30/03) silam. Saat itu Menag mengatakan, perhatian kepada para penghafal Al-Quran bisa dilakukan dengan cara memberi bea siswa. Karena itu Dirjen Pendis yang diberi tugas membina pendidikan Islam ini dapat mengalokasikan anggaran bagi para penghafal Al Quran di seluruh Tanah Air hingga dibebaskan dari seluruh biaya pendidikan. Bukan hanya terbatas pada lapisan sekolah dasar, tetapi juga sampai perguruan tinggi. Jika yang bersangkutan sudah mahasiswa, biaya pendidikannya pun diperhatikan hingga dapat menyelesaikan kuliahnya, kata Kamaruddin Amin mengutip pernyataan Menag Suryadharma Ali. Contoh terdepan MAN sebagai lembaga pendidikan bercirikan agama, lanjut Setditjen Pendis, ke depan harus dapat menjadi contoh terdepan dalam pembangunan karakter bangsa. Hal ini, di masa-masa mendatang, akan tetap menjadi perhatian serius. Menyangkut kualitas madrasah, ia mengatakan, sampai saat ini kecenderungannya terus membaik. Jumlah siswa yang masuk perguruan tinggi pun semakin banyak. Itu salah satu indikatornya. Tetapi tidak cuma itu, persentase kelulusannya pun semakin bagus. "Kita targetkan tahun ini lulusan dari madrasah 100 persen," harapnya. Namun ia menolak anggapan bahwa madrasah di Pulau Jawa dan di luar Jawa mengalami kesenjangan yang demikian juah. Kemajuan madrasah di Jawa memang pesat, tetapi sekarang jurang perbedaan kualias itu tidak terlalu jauh. Beberapa tahun mendatang, bisa saja terjadi kualitasnya berimbang seiring makin kuatnya kesadaran bahwa pendidikan adalah untuk semua. Jadi, lanjut dia, kemajuan itu tidak melulu digambarkan dengan kualitas madrasah Islam Cendikia seperti yang ada di Serpong, Tangerang. Madrasah lain pun semakin pesat maju. Terlebih, beberapa tahun ke depan, model madrasah Islam Cenderia akan hadir di 20 provinsi di Indonesia. Madrasah bakal mengalami kemajuan pesat. (*/sun)