Pastor Jhon: Muridan Pejuang Dialog Jakarta-Papua

id Pastor Jhon: Muridan Pejuang Dialog Jakarta-Papua

Jayapura, (Antara) - Pemenang penghargaan Yap Thiam Hien Award 2009, Pastor Jhon Jongga mengatakan bahwa almarhum Muridan Satrio Widjojo merupakan pejuang dialog damai Jakarta-Papua. "Almarhum Muridan yang saya kenal itu sederhana, pluralis, menghargai semua pihak, bisa masuk di kelompok mana pun. Tahan banting dan tahan semua caci maki, Muridan itu salah satu pejuang dialog damai Jakarta-Papua," kata Pastor Jhon Jongga di Jayapura, Selasa. Pernyataan ini disampaikan menyusul sejumlah tokoh Papua pada Senin (7/4) telah berkumpul mengikuti seminar sehari dengan tema "Muridan, Engkau Memberikan Banyak Bagi Papua". Seminar digelar Jaringan Damai Papua (JDP) di aula kampus STFT Fajar Timur Kota Jayapura untuk mengenang almarhum Muridan Satrio Widjojo koordinator JDP Jakarta yang meninggal karena sakit kanker pada awal Maret 2014. Menurutnya, hingga ajal menjemput almarhum Muridan tetap memperjuangkan dialog damai Jakarta-Papua. "Almarhum Muridan tahan ancaman, dalam penderitaannya itu tetap berjuang dan berusaha untuk Papua, dia punya banyak pengalaman tentang Papua. Sehingga saya melihat dia tokoh yang berusaha agar Indonesia ini aman khususnya di Papua," katanya. Yang menjadi motivasi bagi Pastor Jhon adalah sikap gigihnya berjuang menegakkan HAM dan keadilan di Papua. "Dia bukan saja peneliti tapi orang yang betul-betul memahami persoalan Papua. Dan yang menjadi motivasi untuk saya juga, saat Muridan berjuang untuk HAM dan keadilan, kita tidak lagi bisa terkurung dalam satu prinsip suku, agama dan ras," katanya. Hanya saja yang patut disayangkan kata Pastor Jhon, bahwa selama almarhum dirawat di RSCM Jakarat kurang mendapat perhatian dari Pemerintah Pusat padahal suami dari Suma Riella Rusdiarti itu bekerja sebagai peneliti senior di LIPI. "Muridan semasa hidup menyampaikan bahwa semua biaya pengobatannya di RSCM Jakarta itu ditanggung sendiri. Tidak ada bantuan dan perhatian dari pemerintah," katanya menyesalkan hal itu. Bagi Pastor Jhon, almarhum Muridan sudah selayaknya mendapat perhatian yang nyata dari pemerintah. "Almarhum Muridan saja sudah dibuat begitu. Bagaimana dengan kami di Papua. Tapi semangat untuk perjuangkan dialog damai Jakarta-Papua akan terus kami kobarkan," katanya. Pastor Jhon juga mengharapkan adanya sosok asal Papua yang bisa seperti Muridan yang bukan saja terkenal di daerah tapi bisa dikenang di tingkat nasional."Harapan saya kedepannya muncul Muridan-Muridan asal Papua yang bisa bersuara dan berjuang untuk selesaikan masalah disini atau pun di daerah lainnya di Indonesia," harapnya. Muridan Satrio Widjojo lahir di Surabaya pada 4 April 1967, meninggal pada awal Maret 2014 karen sakit. Almarhum memiliki lima orang anak dari istri tercinta Suma Riella Rusdiarti. Selama hidup, almarhum Muridan telah menempuh pendidikan di Universitas Indonesia dan Universitas Leiden Belanda. Dan pekerjaan terakhir adalah peneliti senior di Pusat Penelitian Politik (P2P) Lembaga Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan ketua tim kajian Papua LIPI 2008-sekarang. Dan banyak buku yang telah ditulis dari ayahanda Naiya Muridan, seperti buku Papua Road Map pada 2010 lalu. Adapun sejumlah tokoh Papua yang berkumpul mengenang Muridan diantaranya, Yorrys Raweyai anggota Komisi I DPR RI, Pastor Jhong Jongga, Yulianus Hisage ketua dewan adat La Pago, Mirien Ambolon anggota Jaringan Damai Papua, Thaha Alhamid sekertarus Presidium Dewan Papua. Pater Neles Tebay Ketua Jaringan Damai Papua (JDP), Latifah Anum Siregar direktris Aliansi Demokrasi untuk Papua, Agustina Basikbasik anggota Komisi II DPR RI, Markus Haluk sekjen Aliansi Mahasiswa Pegunungan Tengah Papua, dan Yasminta Wasaraka dosen STIKOM Muhammadiyah. Lalu, Theo Van Den Broek pemerhati masalah sosial di Papua, Nino Viartasi mahasiswi S3 dari Kyoto Universitas Jepang yang juga sebagai pemantau pemilu independen di Papua, Doktor Sostenes Sumihe dosen STT GKI IS Kijne, Frits Ramandey kepala sekertariat kantor perwakilan Komnas HAM di Papua serta puluhan mahasiswa berbagai kampus di Kota Jayapura dan sekitarnya.(*/sun)