"Insan Nauka" Dorong Mahasiswa Belajar ke Rusia

id "Insan Nauka" Dorong Mahasiswa Belajar ke Rusia

Jakarta, (ANTARA) - Ikatan Alumni Rusia di Indonesia (Insan Nuka) mendorong peningkatan jumlah mahasiswa Indonesia di Rusia dan siap bekerja sama dengan pihak-pihak terkait untuk mengupayakan hal itu. Jumlah mahasiswa dari Indonesia tercatat sebanyak 130 orang di antara 160 ribu mahasiswa asing yang belajar di Rusia, menurut keterangan pers Kedutaan Besar RI di Moskow yang diterima di Jakarta, Minggu. Delegasi Insan Nauka yang dipimpin oleh Sunaryo N. Soenhardji mengikuti Forum Ketiga Alumni Perguruan-perguruan Tinggi Rusia (Uni Soviet) Seluruh Dunia di Moskow, yang berlangsung pada 28-30 November 2012. Forum tersebut berlangsung di Universitas Persahabatan Antar Bangsa (Peoples' Friendship University of Russia/RUDN) yang merupakan tempat studi mahasiswa asing terbanyak di antara perguruan-perguruan tinggi di Rusia. Acara pembukaan dan sidang pleno berlangsung di Pillar Hall of the House of the Unions, salah satu gedung bersejarah di samping Bolshoi Theatre yang tidak jauh dari dari Kremlin. Delegasi Insan Nauka bergabung dengan sekitar 900 peserta lainnya yang berasal dari 170 negara. Di antara alumni Rusia (Uni Soviet) yang hadir mulai dari pejabat di pemerintahan atau perusahaan di negaranya, anggota parlemen, berbagai keorganisasian dan tokoh masyarakat. Dalam acara pembukaan, Wakil Perdana Menteri Federasi Rusia Urusan Sosial, Olga Golodets, menyampaikan ketertarikan mahasiswa asing terhadap pendidikan di Rusia meningkat. Oleh karena itu, kehadiran Rusia di pasar pendidikan dunia akan ditingkatkan dari 2 persen menjadi sekitar 7 persen. "Kami melakukan ini agar mahasiswa asing yang datang ke Rusia dapat belajar dalam suasana modern," kata Olga. Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Rusia Dmitry Livanov mengatakan pemerintah akan menambah kuota mahasiswa asing untuk studi di Rusia melalui beasiswa pemerintah Rusia dari 10 ribu hingga 15 ribu orang. Ditambahkan bahwa saat ini sedang dipersiapkan Rancangan Undang-Undang tentang ketentuan keberadaan warga asing di Rusia antara lain kemudahan mendapatkan visa untuk studi dan memperluas kesempatan bekerja di Rusia. Dalam pertemuan dengan Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, Djauhari Oratmangun, di KBRI Moskow Sunaryo mengatakan pentingnya kehadiran dalam forum tersebut. Selain untuk mempererat hubungan antara sesama alumni Uni Soviet dan Rusia dari seluruh dunia, juga membantu meningkatkan hubungan kedua bangsa, khususnya dari bidang pendidikan dan ilmu pengetahuan. "Kami akan membantu memfasilitasi peminat dan calon-calon mahasiswa dari Indonesia yang ingin studi di Rusia, termasuk pengenalan bahasa Rusia sebagai pembekalan awal," ujar Sunaryo, ketua Insan Nauka yang belajar di Rusia pada tahun 1963-1973. Dubes Djauhari mendukung upaya-upaya Insan Nauka untuk memajukan hubungan kedua bangsa yang mengalami pasang surut itu, karena Indonesia sebagai negara besar harus beraliansi dengan negara besar pula seperti Rusia, katanya. "Untuk itu diperlukan kader-kader bangsa, yang salah satunya mahasiswa, peluang terbuka lebar dan jika tidak cepat kita tangkap, jangan salahkan apabila negara tetangga kita yang begitu aktif dapat lebih maju," kata Djauhari, terkait masih sedikitnya jumlah mahasiswa Indonesia yang belajar di Rusia. Berdasarkan data Dinas Statistik Federal Federasi Rusia, saat ini terdapat 160 ribu mahasiswa asing yang belajar Rusia. Sebagian besar mahasiswa tersebut berasal dari negara CIS (bekas pecahan Uni Soviet), China, negara-negara Asia Tenggara, Amerika Latin serta Afrika. (*/sun)