Universitas Deakin Australia-Aptisi Kolaborasi Riset di Indonesia

id Universitas Deakin Australia-Aptisi Kolaborasi Riset di Indonesia

Jakarta, (Antara) - Para peneliti dari Deakin University, Melbourne, Australia, dan empat perguruan tinggi anggota Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia melakukan kolaborasi riset tentang peran agama, otonomi daerah, budaya, dan kepemimpinan di Indonesia. "Keempat topik ini sangat kompleks, unik dan menarik bagi negara lain karena itu Deakin yang kuat dalam riset dan humaniora ingin menelitinya bersama kami," kata Wakil Sekretaris Jenderal Aptisi Dr Gunawan Suryoputro MHum di Universitas Muhammadiyah Prof Dr Hamka (Uhamka) di Pasar Rebo, Jakarta, Rabu. Empat PTS itu yakni Uhamka, Jakarta, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Universitas Mercubuana, Jakarta dan Universitas Kristen Immanuel (Ukrim) Yogyakarta, kata Gunawan yang juga Wakil Rektor III (Kerjasama dan Kemahasiswaan) Uhamka itu. Masalah agama dipilih menjadi tema riset karena menurut dia, agama Islam di Indonesia sangat unik, terkait kemampuannyaa berdampingan dengan baik bersama agama-agama lainnya yang minoritas. Demikian pula soal otonomi daerah di mana sekitar 400 pemerintahan daerah tingkat II di Indonesia memiliki kewenangan yang besar selayaknya negara bagian, sementara tetap berada dalam negara kesatuan Indonesia. "Hanya di Indonesia yang jumlah wilayah otonominya sampai 400-an, di Australia hanya enam atau tujuh, di AS hanya sekitar 50. Tentang Indonesia seharusnya jangan hanya diteliti orang luar, peneliti kita juga harus ikut meneliti," katanya. Sementara itu budaya Indonesia yang sangat beragam dari mulai ujung barat sampai ujung timur juga sangat menarik untuk diteliti. Demikian pula topik tentang kepemimpinan di Indonesia khususnya soal good governance yang sedang digencarkan beberapa tahun belakangan ini serta suksesi yang pada 2014 mulai ramai seiring digelarnya Pemilu, ujarnya. Riset ini, lanjut dia, dilakukan selama setahun dimulai dengan pemaparan kerangka teori pada Rabu ini, dilanjutkan dengan survei lapangan, lalu hasilnya akan dipublikasikan secara internasional. Para peneliti dari Deakin University tersebut yakni Prof Dr Mattew Clarke, Prof Dr Rebecca Fanani, Jonathan Ritchie, David Lowe, Vicki Ann Ware dan Jemma Purdey. Sementara itu peneliti dari Indonesia yakni Prof Dr Laode Kamaluddin (Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia), Prof Dr Edy Suandi Hamid dan Nandang Sutrisno (UII), Prof Dr George Marantika (Ukrim), Dr Purwanto Katidjan dan Dr Layla Wardhani (Universitas Mercubuana). Dari Uhamka adalah Dr Santi Chairani Djohar, Dr Syaiful Rohim, Dr Emma Rachmawati, Ferawati, Rita Pranawati dan Endy Syaiful Alim. (*/jno)