Minim Sosialisasi, Napi Lapas Muaro Asal Memilih

id Minim Sosialisasi, Napi Lapas Muaro Asal Memilih

Minim Sosialisasi, Napi Lapas Muaro Asal Memilih

Ilustrasi. (Antara)

Padang, (Antara) - Beberapa narapidana di Lembaga Pemasyarakat Kelas II A Muaro Padang yang masuk dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Padang putaran kedua mengaku hanya asal pilih saja. "Saya tidak tahu siapa calonnya, visi misinya juga tidak," kata Riki (29), salah seorang narapidana (Napi) yang ditemui setelah mencoblos di TPS Khusus Lapas Kelas II A Muaro Padang, Rabu. Sehingga, lanjutnya, karena tidak mempunyai opsi pemilihan yang jelas, sebelum memilih ia mengaku hanya melihat-lihat wajah dua pasangan calon terlebih dahulu. "Saya hanya melihat wajah para calon itu berulang kali, setelah rasanya ada yang menarik, baru dicoblos," katanya. Hal itu juga diakui oleh narapidana lainnya, yaitu Helmi Yanti (40), yang sebelum ditahan dia masuk dalam DPT Teluk Kabung, Bungus. Ia mengaku jika pilihan yang telah dilakukannya pada salah satu pasangan calon, merupakan pilihan tanpa alasan. "Dalam memilih kami tidak memiliki pertimbangan yang lain, selain foto wajah dan nama calon wali kota itu," katanya. Meskipun demikian, keduanya sama berharap agar pemimpin Kota Padang periode 2014-2019 dapat berbuat sebaik mungkin. Terlebih untuk masalah lapangan pekerjaan, dan permasalahan sosial lainnya. "Jangan sampai permasalahan yang belum juga teratasi, ada lagi yang seperti kami," kata Riki. Pernyataan tentang minimnya sosialisasi yang minim tidak ditepis oleh Kepala Pengamanan Lembaga Pemasyarakatan (PLP) Lapas Kelas II A Muaro Padang, Darwan. Ia menyebutkan, sosialisasi yang dilakukan di Lapas Kelas II A Muaro Padang, dimana hanya terdapat satu spanduk dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang berisi gambar ke dua pasang calon. "Yang ada hanya gambar, itupun baru diletakkan KPU sekitar lima hari sebelum waktu pemilihan pada hari ini," katanya. Ia berharap, agar untuk masa berikutnya para tahanan dan narapidana diberikan sosialisasi yang ekstra dibandingkan dengan masyarakat lain. "Tahanan dan narapidana itu, ruang, gerak, dan tempatnya dibatasi. Sehingga mereka minim terhadap informasi yang berada di luar," ujarnya. (*/hul/jno)