Puluhan Siswa Belajar di Sekolah Berdinding Bambu

id Puluhan Siswa Belajar di Sekolah Berdinding Bambu

Puluhan Siswa Belajar di Sekolah Berdinding Bambu

Belajar di kelas jauh yang beratapkan daun nipah, berdinding bambu dan lantai tanah di Solok Selatan. (ANTARASUMBAR)

Padang Aro, Sumbar, (ANTARA) - Sebanyak 27 orang siswa dari kelas jauh Sekolah Dasar Negeri (SDN) 21 Malus belajar di bangunan berdinding bambu beratap daun nipah dan berlantai tanah di Kecamatan Sangir, Kabupaten Solok Selatan. Salah seorang guru SD yang berada di Jorong Tanjung Harapan, Nagari Lubuk Gadang Timur, tersebut Noviza Mulia di Padang Aro, Rabu mengatakan, meski belajar di gedung memprihatinkan namun semangat anak-anak untuk mengikuti pendidikan sangat tinggi. Mereka disiplin dan tepat waktu masuk kelas pukul 07.20 WIB dan pulang pukul 09.30 WIB. Dari dua kelas tersebut sebanyak 11 siswa kelas II dan 16 orang kelas I. Para murid dibimbing oleh dua guru honorer yaitu Noviza Mulia guru kelas II dan Rina Yasmaneri guru kelas I. "Kegiatan belajar mengajar di kelas jauh ini sudah dimulai sejak dua minggu yang lalu," katanya. Wali Nagari Lubuk Gadang Timur Erizal Mandaro Kayo mengatakan, sejarah munculnya kelas jauh ini dilatarbelakangi oleh keinginan yang tinggi oleh masyarakat sejak 2008. "Sebenarnya keinginan mendirikan sekolah dasar di jorong ini sudah lama mengingat jarak tempuh anak-anak ke sekolah yang berlokasi di Malus cukup jauh," katanya. Ia menyebutkan, jarak yang harus ditempuh siswa ke SDN 21 Malus sekitar 1,5 kilometer hingga 2,5 kilometer. "Bagi anak-anak berumur tujuh atau delapan tahun jarak tempuh ini cukup melelahkan. Karena itu keinginan masyarkat sangat besar membangun sekolah di jorong itu," ujarnya. Dia menyebutkan, selama empat tahun ini yang menjadi kendala pembangunan sekolah yaitu mencari lokasi untuk pembangunan gedung. Selain itu, katanya, izin mendirikan sekolah dan gedung sementara pun yang dapat dimanfaatkan juga tidak ada. Salah seorang warga Syamsuardi bersedia menghibahkan tanahnya seluas 50x90 meter untuk membangun sekolah di daerah itu. Ia mengungkapkan, tanah yang dihibahkan itu awalnya adalah perbukitan dan atas kerja sama pemerintahan nagari dengan pihak perusahaan PT Selo Kencana Energy (PT SKE) yang bersedia membantu untuk mendatarkannya akhirnya selesai juga. Ia berharap, kelas jauh SDN 21 Malus segera terealisasi di jorong itu mengingat sudah adanya lahan yang dihibahkan. "Kami berharap kelas jauh permanen cepat terwujud. Kalau bisa sekolah inti yang dibangun di lokasi tersebut," pungkasnya. Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Fidel Effendi melalui Kabid Pendidikan Dasar Syahrul Munir menyebutkan, proposal Disdik Solok Selatan sudah disalurkan ke provinsi untuk mendapatkan dana bantuan sosial pembangunan kelas. "Akan tetapi proposal masyarakat melalui pemerintahan nagari setempat belum disampaikan ke Disdik," katanya. Selain itu, katanya, jika mendirikan sekolah baru di jorong tersebut harus ditinjau terlebih dahulu jumlah kepala keluarga serta jumlah anak yang berusia enam sampai delapan tahun. "Jangan sampai sekolah selesai dibangun, tetapi murid tidak mencukupi sehingga gedung jadi mubazir," katanya. (**/rik/jno)