Berburu Barang Antik di Beijing

id Berburu Barang Antik di Beijing

Xinjiang, (Antara) - Vas porselen itu tingginya sekitar 21,5 centimeter, dengan diameter 18,5 centimeter dan usianya sekitar 400 tahun. Dua orang putri cantik berbusana khas era Dinasti Ming, sedang bercengkeraman di taman, terlukis pada salah satu sisi vas, dan tampak seorang lelaki bersama rekannya, disisi lain. Meski usianya sudah sangat tua, vas dengan tutup itu tetap dalam kondisi utuh dan terawat, bahkan warnanya pun tidak pudar. Wajar jika Cheng Wun Chu, menjualnya dengan harga 40 ribu Yuan atau setara dengan 80 juta rupiah. Vas peninggalan Dinasti Ming itu, hanya satu dari puluhan koleksi barang antik yang djijual kios Chang Wen Chu di pasar barang antik Tian Ya Beijing. Pasar barang antik Tian Ya merupakan salah satu dari sekitar 10 pasar barang antik yang ada di Beijing. Tian Ya merupakan salah satu pasar barang antik berkelas, yang menampilkan barang-barang antik terbuat dari giok, zamrud, porselen, karya kaligrafi, lukisan minyak dan pakaian khas suku Manchu, bermutu tinggi. Meski menyandang nama "pasar", setiap kios tampil layaknya ruang pajang di museum. Dengan tata letak dan desain yang apik, Tian Ya menampilkan barang-barang antik peninggalan dinasti Tang, Song Yuan, Ming dan Qing. Pasar dengan luas seluruhnya 50 meter persegi dengan sembilan lantai itu menampilkan barang antik berupa perhiasan batu semi mulia, kristal, giok, emerald dan lainnya, mebel, guci, serta kitab-kitab kuno Budha Tibet. Di Tian Ya, juga terdapat pusat pengujian untuk memastikan apakah barang antik dimaksud asli atau tidak. Tak heran jika harga barang-barang antik yang dijual di sana, mencapai ratusan juta bahkan miliaran rupiah. Di seberang Tian Ya terdapat Beijing Antique City, yang memiliki 600 kios khusus menjual barang-barang antik berupa mebel antik, jam antik, karpet, barang-barang porselen, lukisan dan tulisan tangan orang terkenal serta patung-patung batuan jade dan ivory. Untuk warga yang gemar mengoleksi barang antik namun isi dompet terbatas, di Beijing terdapat pasar barang antik Panjiayuan. Selain barang antik dijual pula kerajinan seni dari berbagai daerah seperti karya border dari Jiangsu, kerajinan serta perangkat perak Shaanxi, produk-produk baru jade dari Xinjiang serta pernak-pernik Hindu-Budha Tibet. Investasi Pakar barang antik di Tian Ya Lai Hai Jian mengatakan kehadiran pasar-pasar barang antik di Beijing, selain merupakan kenyataan sejarah budaya yang panjang di China, juga merupakan peluang investasi yang menggiurkan. "Selain mengoleksi, para kolektor juga menjadikan koleksinya sebagai investasi. Semakin tinggi nilai sejarah barang yang dimilikinya, semakin mahal harganya jika dijual," kata pria yang memulai kegemarannya pada barang antik sejak 2003. Bahkan, lanjut dia, saat ini penggemar, pemburu dan kolektor barang antik tidak saja generasi lanjut tetapi juga kalangan muda. "Mereka sudah melihat barang antik sebagai investasi, selain rumah, tanah dan lainnya," ungkapnya Lai Hai Jian. Karena itu, diperlukan kepekaan bagi para penggemar dan kolektor barang antik agar tidak tertipu oleh barang antik tiruan. "Diperlukan pengetahuan tentang sejarah, tentang kualitas barang yang bisa dilihat dari materialnya, komposisi warna dan sebagainya, sehingga investasinya tidak sia-sia," tuturnya. Hal senada diungkapkan kolektor profesional Chen Xianfeng. Sambil memperlihatkan cincin batu ivory masa Dinasti Qianglong miliknya, mengatakan,"saya melihat ini sebagai sesuatu yang bernilai sejarah dan memiliki nilai spiritual tinggi, tetapi orang yang tidak paham sejarah, kualitas barang, hanya melihat cincin ini sebagai barang biasa dengan harga standar." Para penjual dan kolektor barang antik itu, biasanya berburu ke pelosok negeri China. "Sambil mengayuh sepeda, saya telusuri wilayah pedesaan di luar Beijing untuk mencari barang-barang antik bernilai sejarah. Jika ada masyarakat yang memilikinya, dan harganya sesuai maka saya pun mendapatkannya dan mengkoleksinya atau menjualnya di toko," tutur Chang Wen Chu. Ia memulai bisnis barang antiknya sejak 1975 meneruskan bisnis keluarganya. "Barang-barang antik bernilai sejarah tinggi merupakan inevstasi yang tinggi pula bagi sebagian orang penggemar serta kolektor barang antik," kata Chang Wen Chu. (*/WIJ)