Menkeu: Inovasi Kunci Lolos "Middle Income Trap"

id Menkeu: Inovasi Kunci Lolos "Middle Income Trap"

Menkeu: Inovasi Kunci Lolos "Middle Income Trap"

Menteri Keuangan Chatib Basri. (Antara)

Nusa Dua, Bali, (Antara) - Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan penguatan sumber daya manusia yang berbasis inovasi pada teknologi dapat mendorong Indonesia lepas dari jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap) dan menjadi negara maju berpendapatan tinggi. "Kita harus menekankan peran inovasi dan teknologi, untuk melahirkan keunggulan komparatif yang baik," kata Menkeu saat membuka Seminar Internasional "Avoiding the Middle Income Trap" di Nusa Dua, Bali, Kamis. Chatib menjelaskan Indonesia yang tercatat telah masuk sebagai negara kelas menengah pada awal 1990-an, tidak akan menjadi negara maju apabila bergantung dari produksi sumber daya alam dan upah buruh rendah. Untuk itu, salah satu solusi yang dapat diupayakan pemerintah adalah mendorong produktivitas melalui peningkatan inovasi pada teknologi, seperti yang dilakukan Korea Selatan, yang mampu menjadi negara maju dalam waktu 15 tahun. "Kita harus meningkatkan peran kapasitas agar tercipta sumber daya manusia yang bagus untuk mendorong produktivitas. Upaya transformasi ini harus dilakukan agar kita tidak tergantung pada 'raw material' dan upah buruh murah," katanya. Selain itu, untuk mendukung proses transformasi industrialisasi secara gradual ke arah industri berbasis nilai tambah tinggi, maka pemerintah akan menyiapkan insentif bagi perusahaan yang menyiapkan penelitian dan pengembangan (R&D) bagi sumber daya manusia. "Ide dan desain memadai dibutuhkan agar tercipta barang kompetitif, namun hal tersebut dapat tercapai kalau kualitas sumber daya manusianya memadai. Tapi perusahaan tidak memiliki dana untuk inovasi, makanya pemerintah memberikan 'tax allowance' untuk R&D," katanya. Chatib menambahkan agar kualitas hidup sumber daya manusia tetap terjaga, maka pemerintah telah menyiapkan sistem jaminan sosial nasional sebagai asuransi kesehatan bagi masyarakat, khususnya warga kurang mampu, mulai tahun depan. "Kalau mau kualitas sumber daya manusia yang baik, maka mereka harus sehat, untuk itu BPJS akan 'launch' bulan depan. Namun, sistem 'welfare funded' ini harus 'well design' agar tidak mengganggu anggaran negara," jelasnya. Chatib mengatakan Indonesia mempunyai potensi ekonomi yang besar menuju negara maju karena memiliki bonus demografi, selain jumlah penduduk yang banyak, tetapi juga kelompok muda produktif yang menguntungkan bagi perekonomian nasional di masa mendatang Namun, apabila potensi tersebut tidak dimanfaatkan secara maksimal, dan proses industrialisasi tidak berjalan dengan baik, maka Indonesia akan sulit lolos dari "middle income trap" meskipun telah mencapai pertumbuhan tinggi dalam beberapa tahun terakhir. "Ekspektasi kelas menengah dapat menjadi persoalan sosial, kalau kita memiliki tenaga kerja produktif tapi tidak bisa dimanfaatkan dan produktivitas rendah maka akan terjadi 'demography catastrophic' dan potensi ekonomi akan mengalami penurunan," ujar Chatib. Jebakan negara berpenghasilan menengah (middle income trap) merupakan kondisi mengenai perkembangan ekonomi dimana suatu negara yang sudah berhasil masuk ke kelompok negara berpendapatan menengah, namun mengalami masa stagnasi dan tidak berhasil naik dalam kelompok negara berpendapatan tinggi. Merujuk pada standar internasional, maka durasi waktu suatu negara dapat dikatakan terperangkap dalam jebakan kelas menengah adalah sekitar 42 tahun dan Indonesia saat ini masih tergolong sebagai "lower middle income countries". Berdasarkan simulasi OECD, Indonesia baru dapat berkembang dari negara berpendapatan menengah menjadi negara berpendapatan tinggi atau negara maju pada 2042, atau lebih lambat dibandingkan Malaysia pada 2020, China pada 2026 dan Thailand pada 2031. Indonesia, hanya unggul dari Filipina yang diperkirakan baru menjadi negara maju pada 2051, Vietnam pada 2058 dan India pada 2059, karena terlambat melakukan pengembangan kapasitas institusional dan mengantisipasi adanya perubahan. Dari 113 negara yang terklarifikasi berpendapatan menengah sejak tahun 1960, hanya 13 negara yang berhasil naik tingkat. Sedangkan sebagian besar sisanya justru mengalami perlambatan pertumbuhan dan terjebak dalam "middle income trap". Beberapa contoh negara yang sulit untuk keluar dari jebakan "middle income trap" antara lain Brasil, India dan Afrika Selatan. Sementara, negara-negara yang telah menjadi negara maju adalah Jepang, Korea, Singapura dan Irlandia. (*/jno)