Padang (ANTARA) - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Perwakilan Sumatera Bagian Utara (Sumbagut) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) — PT Rizki Bukit Barisan (RBB) menggelar kegiatan Energy Meet Up di Kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (4/11).
Acara yang diikuti 15 perwakilan media massa dari berbagai daerah di Sumatera Barat tersebut bertujuan mempererat kemitraan dengan media, memperkenalkan lebih dekat industri hulu migas, serta menyamakan persepsi mengenai kontribusi sektor migas terhadap pembangunan nasional dan daerah.
Kepala Departemen Formalitas dan Komunikasi SKK Migas Sumbagut, Yanin Kholison, mengatakan industri hulu migas berperan penting tidak hanya sebagai penyumbang penerimaan negara, tetapi juga sebagai penggerak ekonomi daerah.
“Industri hulu migas bukan sekadar tentang energi, tetapi juga menggerakkan ekonomi dan memberikan efek berganda bagi pembangunan,” ujarnya.
Sejak 2002 hingga 2023, industri hulu migas mencatat kontribusi lebih dari Rp5.045 triliun terhadap penerimaan negara, menjadikannya sektor penyumbang terbesar kedua setelah pajak.
Selain itu, sektor ini juga berperan dalam penyerapan tenaga kerja lokal, penguatan UMKM, serta penyediaan pasokan gas bumi untuk kebutuhan listrik PLN.
SKK Migas Sumbagut, yang mencakup wilayah kerja Aceh, Riau, Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Kepulauan Riau, terus berupaya memperluas manfaat industri migas bagi masyarakat melalui penyaluran Dana Bagi Hasil (DBH) Migas kepada pemerintah daerah.
Dana ini digunakan untuk pembangunan infrastruktur, peningkatan layanan publik, dan dukungan terhadap sektor pendidikan.
Di Sumatera Barat, data Kementerian Keuangan tahun 2025 mencatat alokasi DBH Migas untuk Kabupaten Limapuluh Kota sebesar Rp12,82 miliar, Kabupaten Sijunjung Rp12,48 miliar, dan Kabupaten Pasaman Rp337 juta.
“Migas adalah milik bangsa dan hasilnya harus memberi kesejahteraan sebesar-besarnya bagi rakyat. Melalui kerja sama dan komunikasi dengan media, kami ingin memastikan masyarakat memahami peran strategis sektor ini,” tutur Yanin.
Ia menambahkan, SKK Migas Sumbagut bertugas mengoordinasikan kegiatan eksplorasi dan eksploitasi migas di wilayah kerja lima provinsi, sekaligus membangun sinergi antara KKKS, pemerintah daerah, dan pemangku kepentingan lainnya agar kegiatan hulu migas berjalan aman, efisien, dan berkelanjutan.
Melalui Energy Meet Up 2025, SKK Migas berharap kolaborasi dengan media semakin erat sehingga informasi mengenai industri hulu migas dapat tersampaikan secara objektif, edukatif, dan bermanfaat bagi publik.(*)
