Padang (ANTARA) - Balai Pengelolaan Sumber Daya Pesisir dan Laut (BPSPL) Padang, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), mengungkapkan cara mengedukasi masyarakat di kawasan pesisir dalam mencegah dan mengatasi kerusakan ekosistem laut.
"Kami terus mengedukasi masyarakat pesisir dengan cara datang ke warung-warung kopi memberitahu mereka pentingnya menjaga ekosistem laut," kata Kepala BPSPL Padang Rahmat Irfansyah, di Padang, Sumatera Barat, Jumat.
Menurut Rahmat, edukasi dan penyadaran tentang pentingnya menjaga ekosistem laut yang berkesinambungan secara tidak langsung bisa menyadarkan masyarakat di kawasan pesisir yang selama ini menggantungkan hidup pada laut.
Ia mengatakan penyadartahuan ini penting terutama menjaga ekosistem laut dari ancaman sampah plastik. Merujuk data sistem informasi pengelolaan sampah nasional, produksi sampah di Kota Padang mencapai 643 ton per hari.
Dari jumlah itu, baru 72 persen yang terkelola dengan baik dan 21 persen lainnya sudah ada pemilihan oleh pengepul. Sementara, sekitar 6,24 persen setara 40,12 ton sampah lainnya tidak terkelola.
Sampah yang tidak terkelola ini terbuang ke sungai, bahkan berakhir ke laut, dan ini menjadi ancaman bagi ekosistem laut yang ada di dalamnya. Kondisi tersebut bisa menjadi ancaman besar jika tidak dikelola dengan baik, kata dia mengingatkan.
Artinya, jika ekosistem laut rusak, maka masyarakat terutama nelayan juga turut merasakan kerugian misalnya berkurangnya hasil tangkapan, ikan yang dikonsumsi berpotensi terkontaminasi mikroplastik, dan lain sebagainya.
Ia memperkirakan sekitar 70 hingga 80 persen sampah yang masuk laut merupakan kategori sampah plastik. Plastik sendiri merupakan zat organik atau bahan sintetis yang tidak mudah terurai.
"Oleh karena itu kami selalu menyampaikan laut ini masa depan bangsa," ujarnya pula.
